Banyak yang beranggapan bahwa Juventus memboyong Cristiano Ronaldo dengan tujuan untuk meraih gelar Liga Champions. Namun sang pelatih, Massimiliano Allegri, mengaku tidak sepakat dengan opini publik tersebut.
Bintang asal Portugal itu terbilang akrab dengan gelar Liga Champions, terlebih semasa dirinya masih membela Real Madrid. Total lima gelar, termasuk satu bersama Manchester United, berhasil ia sumbangkan kepada klub yang ia bela.
Pencapaian itulah yang membuat Juventus kepincut untuk menebus dirinya dengan harga mahal, yakni sebesar 100 juta euro. Padahal umurnya saat ini sudah tak bisa lagi dibilang muda dan segar, yakni 34 tahun.
Ya, Cristiano Ronaldo disorot habis usai kegagalan Juventus di perempatfinal Liga Champions. Tapi, tersingkirnya Si Nyonya Tua bukan tanggung jawab Ronaldo saja.
Hasrat Si Nyonya Tua untuk melaju ke final dan jadi juara dihentikan Ajax Amsterdam. Ini setelah Juve kalah 1-2 dari tim Belanda itu di leg kedua yang dihelat di Allianz Stadium, Rabu (17/4) dinihari.
Sempat unggul lewat gol Ronaldo, gawang Juve malah kebobolan oleh gol-gol Donny van den Beek dan Mathijs De Ligt. Bermain imbang 1-1 di leg pertama, Juve tersingkir dengan agregat total 2-3.
Hasil ini tentu menyakitkan mengingat Juve begitu berhasrat memenangi trofi Liga Champions terakhir kali dimenangi tahun 1996. Apalagi di era Allegri, Juve dua kali ke final dan semuanya berakhir kekalahan dari Barcelona serta Juve.
Adanya Ronaldo, yang sudah punya lima trofi di kompetisi ini, ternyata tak banyak membantu. Padahal Ronaldo di babak 16 besar berhasil tampil luar biasa dan membawa Juve menyingkirkan Atletico Madrid, usai tertinggal 0-2 di leg pertama. Tapi, Allegri enggan menyalahkan Ronaldo karena kekalahan ini jadi tanggung jawab bersama para pemain.
”Tentu saja tidak,” ujar Allegri ketika ditanya adanya Ronaldo bakal menuntaskan semua masalah.
”Ronaldo sudah memberikan banyak hal untuk kami selama musim ini, tapi Anda butuh semua pemain ketika ada di perempatfinal. Saya selalu katakan bahwa untuk jadi juara Liga Champions, Anda butuh mencapai level penampilan terbaik serta kebugaran. Kami sempat berada dalam situasi berbahaya dan itu harusnya bisa dipertahankan dalam waktu lama.”
”Kami kehilangan empat atau lima pemain malam ini. Daniele Rugani dan Leonardo Bonucci tampil bagus sekitar 50 menit, tapi kami kehilangan organisasi permainan serta kesolidan tim, yang justru menguntungkan Ajax,” demikian dia.
Prestasi terbaik Juve dengan menjadi runner-up sebanyak dua kali pada musim 2014/2015 dan 2016/2017. Juventis kalah dari Barcelona pada final 2014/2015, lalu ditaklukkan Real Madrid dua musim sesudahnya.
Kekalahan dari Madrid tahun lalu yang membuat Juve menggelontorkan dana besar dengan mendatangkan Ronaldo dari Santiago Bernabeu. Uang 100 juta euro menjadi tebusan untuk CR7.
Reputasi Ronaldo yang mengantarkan Madrid menjadi juara Liga Champions empat kali membuat Juve tergoda merasakan servis pemain asal Portugal itu.
Ronaldo sempat melempem di fase grup dengan hanya membukukan empat gol, lalu kembali menunjukkan produktivitasnya di babak gugur dengan menambah dua gol. Ketajaman Ronaldo tak mampu membawa Juve menjadi juara Liga Champions. (*/ren)