Langit udara Kota Padang beberapa hari terakhir kembali diselimuti kabut asap tebal. Kondisi tersebut secara tidak langsung menyebabkan terjadinya peningkatan penderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) di Kota Padang. Meskipun tidak signifikan, namun Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang mencatat ada peningkatan penderita ISPA di bulan September.
Kepala Dinkes Kota Padang Srikurnia Yati kepada Padang Ekspres, Senin (2/10) mengatakan, saat ini kabut asap di Kota Padang masih mengkhawatirkan. Kondisi itu membuat angka penderita ISPA di Kota Padang mengalami kenaikan meskipun tidak signifikan.
“Angka penderita ISPA di Kota Padang di bulan Agustus lalu terpantau sebanyak 2.000 orang. Dan di bulan September mengalami kenaikan sekitar 20 orang. Tapi memang tidak terlalu signifikan,” jelasnya.
Menurutnya, terjadinya peningkatan kasus ISPA di Kota Padang karena ada sebagian masyarakat Kota Padang yang tidak menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan di tengah kondisi kabut asap.
“Kita selalu mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menggunakan masker apabila beraktivitas di luar ruangan. Sehingga kondisi organ pernapasan dapat terjaga dan dapat terhindar dari keluhan gangguan pernapasan,” katanya.
Ia menjelaskan, ciri-ciri seseorang terjangkit ISPA adalah timbulnya keluhan yang berkaitan dengan pernapasan seperti sering batuk, nyeri pada tenggorokan, hidung beringus, pilek, demam, dan munculnya sinusitas.
Ia juga mengatakan, apabila ciri-ciri tersebut sudah dirasakan oleh masyarakat diharapkan dapat menuju ke layanan kesehatan terdekat agar kondisi tidak semakin parah.
“Kita imbau masyarakat untuk tetap berada di rumah apabila tidak memiliki urusan yang penting di luar ruangan. Dan apabila memang beraktivitas di luar ruangan diharapkan menggunakan masker,” pungkasnya.
Sementara itu, salah seorang warga Jalan Berok, Kecamatan Nanggalo, Tiara Lestari, 28, kepada Padang Ekspres mengaku sudah satu minggu lamanya mengalami batuk.
“Kondisi tenggorokan agak aneh jadi sering batuk. Mungkin karena saya sering beraktivitas di luar ruangan. Bisa dilihat sekarang banyak kabut asap mungkin karena itu penyebabnya,” jelasnya.
Selain itu, ia juga tidak membantah bahwa ketika di luar ruangan dirinya tak menggunakan masker. Warga lainnya, Mulia Safitri, 22, juga mengeluhkan hal yang sama. Ia merasakan kondisi suara yang sedikit serak dan sering merasa dehidrasi. “Saya sering merasa kurang air atau dehidrasi sehingga suara saya serak. Padahal saya sering minum air putih,” ungkapnya.
Saat ditanyai penggunaan masker di kondisi kabut asap ini, ia menjawab tak menggunakannya lantaran ia lupa menggunakannya. ”Kalau menggunakan masker saya sering lupa. Kadang kalau udah sampai di luar baru saya ingat kalau sekarang kondisi jerebu masih buruk,” jelasnya.
Dia berharap kondisi udara Kota Padang bisa kembali normal sehingga aktivitas di luar ruangan bisa dilakukan seperti biasanya tanpa takut terkena ISPA. (s)