JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menerbitkan Obligasi II Kereta Api Indonesia Tahun 2019 senilai 2 triliun rupiah. Obligasi ini terdiri atas dua seri, yakni seri A bertenor 5 tahun menawarkan kupon 7,45-8,10 persen per tahun. Seri B bertenor 7 tahun menawarkan kupon 7,80-8,50 persen per tahun. Bunga Obligasi dibayarkan triwulan 30/360, sesuai dengan tanggal pembayaran masing-masing bunga obligasi.
Obligasi Kereta Api Indonesia 2019 mendapatkan peringkat idAAA (Triple A; Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Bertindak sebagai penjamin emisi obligasi adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Bahana Sekuritas, PT BCA Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.
Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro, mengatakan dana hasil penerbitan Obligasi II Kereta Api Indonesia 2019 akan digunakan untuk pembayaran sebagian pokok pinjaman pada PT Bank HSBC Indonesia (tidak terafiliasi) sebesar 1,2 triliun, sedangkan sisanya akan digunakan untuk pengadaan sarana baru dan pembaruan sarana. “Untuk pengadaan sarana baru mayoritas untuk membeli kereta baru menggantikan kereta yang usianya sudah tua,” katanya, di Jakarta, Senin (11/11).
Sampai Oktober 2019, terdapat 672 kereta yang usianya di atas 30 tahun, terdiri atas kereta penumpang, kereta makan, kereta bagasi, dan kereta pembangkit. Lalu, untuk titik utama pembaruan sarana adalah repowering yaitu peningkatan daya sarana kereta api, yang meliputi pekerjaan penggantian mesin kereta penumpang, gerbong barang, pembaman lokomotif, kereta rel diesel dan lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi serta peningkatan layanan baik untuk angkutan penumpang maupun barang.
Direktur Keuangan KAI, Didiek Hartantyo, menambahkan dengan track record dan manajemen yang baik, serta proyeksi arus kas yang kuat, membuat KAI mendapatkan peringkat obligasi yang bagus. “KAI optimistis penawaran umum ini akan sukses seperti yang sebelumnya,” jelas Didiek.
Selama lima tahun terakhir dari tahun 2014 hingga 2018, KAI mencatatkan pertumbuhan pendapatan dengan Compound Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 25,5 persen dan rata-rata pertumbuhan laba bersih dengan CAGR sebesar 22,3 persen.
Pertumbuhan Kinerja
Adapun pada posisi akhir semester I-2019, total aset KAI mencapai 41,2 triliun rupiah dan KAI mampu mencatatkan pertumbuhan total aset sebesar 5,84 persen, pertumbuhan total liabilitas sebesar 7,1 persen dan pertumbuhan total ekuitas sebesar 4,4 persen. Jika dibandingkan dengan periode 30 Juni 2018, KAI mampu mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 14,31 persen dan pertumbuhan laba bersih hingga 54,39 persen.
Didiek yakin KAI memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tanggal 5 Desember 2019, dan melakukan penawaran umum pada tanggal 6–9 Desember 2019. Sedangkan untuk tanggal penjatahan diperkirakan pada 10 Desember 2019 dan ditutup dengan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 13 Desember 2019.
“Dukungan yang kuat dari pemerintah terhadap KAI dapat terlihat dari pemerintah yang mempertahankan kepemilikan 100 persen di KAI, karena KAI ini merupakan BUMN yang menyediakan, mengatur, dan mengurus jasa angkutan kereta api di seluruh Indonesia,” kata Didiek.
yni/AR-2