lembayung senja itu berganti pada malam yang seharusnya sunyi, langit pekat menemani hingga tak tahu diri. masih saja, lampu lalu lintas bergantian jaga, mengatur arah, ditemani nyanyian lembut tak karuan yang tak kalah indah dari bintang di langit dari seorang anak kecil yang tak tahu menahu, memainkan gitar kecilnya atau kadang hanya bertepuk tangan saja.
tak peduli nada yang dipecahkan oleh hujan berjatuhan, tak peduli dengan gerungan lalu lalang kendaraan, tak peduli pula apa yang ia pijak. demi sesuap nasi bungkus pinggir jalan yang entah masih layak atau tidak.
ketika lampu berganti hijau, ia melangkah meninggalkan gemericik air menciptakan nada yang ia buat selama menunggu kendaraan yang berhenti. ia bernyanyi terus, terus bernyanyi. melantunkan lagu-lagu yang ia mengerti tapi tak paham maknanya.
kaki-kakinya terus bergerak bersama air hujan, membasahi seluruh peluhnya.
hingga malam makin larut saja, hingga malam yang basah itu memekik kesunyian. tapi kaki-kaki kecil itu tetap berdiri entah lelah yang tak terasa atau memang lelah tapi ia enggan untuk sekedar duduk.
pundak-pundaknya mulai lelah melawan air mata yang jatuh dari langit surgawi, katanya. matanya masih terbuka oleh dunia tapi kurangnya pendorong lain untuk menariknya dari zona tak nyamannya. bahkan keinginannya untuk berseragam pun hanya mimpi yang tidak mudah ia capai dengan loncatan kecilnya
kamu juga bisa menulis karyamu di vebma,dibaca jutaan pengunjung,dan bisa menghasilkan juta rupiah setiap bulannya,