ACEHTREND.COM, Banda Aceh – Jono Simbolon lebih memilih dihukum dengan Qanun Syariat Islam, kala melanggar Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat. Ia pun dilecut cambuk sebanyak 36 kali dari 40 kali yang ditetapkan. Pengurangan jumlah cambukan itu, karena yang bersangkutan sudah pernah ditahan selama proses pemeriksaan.
Joni dan sembilan orang lainnya, menjalani eksekusi cambuk di halaman Masjid Baitul Shalihin, Ulee Kareng, Banda Aceh usai shalat Jumat (19/1/2018). Mereka masing-masing mendapat hukuman mulai dari 2 hingga 36 kali cambuk setelah dipotong masa tahanan.
Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, setelah prosesi cambuk kepada wartawan mengatakan, Jono Simbolon,walau beragama bukan Islam, lebih memilih dicambuk ketimbang dihukum kurungan.
Kesepuluh terpidana hukuman cambuk tersebut terdiri delapan laki laki dan dua perempuan, di antaranya Agustiar, Naufal Nasrita, Sa’id Edi Kesuma, Muklis, Ismuhadi, masing masing terkena 5 kali hukuman cambukan.
Eko Mulyono Santoso, Novia Sriwahyuni 20 kali cambukan dan Nur Aini 2 kali cambukan, Andra Irawan 37 kali cambukan sementara Jono Simbolon yang merupakan beragama Kristen dicambuk 36 kali.
Walikota Banda Aceh Aminullah Usman menyampaikan hukuman cambuk tersebut dilakukan sebagai bentuk komitmen pemerintah kota Banda Aceh dalam menjalankan syariat Islam.
“Mereka yang dijatuhi hukuman cambuk yaitu terjerat kasus maisir, ikhtilat dan khamar, mereka dicambuk mulai dua kali cambukan sampai 36 kali cambukan,” kata Aminullah Usman.
Jono Simbolon yang beragama Kristen ia telah memilih untuk dihukum sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Ia terbukti bersalah melakukan jarimah Khamar. Jopni dijatuhi hukuman 36 kali cambukan.
“Cambukan ini bukan untuk merendahkan para pelaku pelanggar syariat. Tapi itu sebagai iqtibar bagi semua agar tidak melakukan pelanggaran terhadap syariah sebagaimana yang telah kita sepakati bersama,” kata Aminullah.[]
