Sumatera Selatan (ANTARA) – Kantor Arkeologi Sumatera Selatan merekomendasikan kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi dan Dinas Kebudayaan Kota Palembang untuk melakukan tindakan konservasi lebih lanjut terhadap enam buah batu nisan kuno.
Kepala Kantor Arkeologi Sumatera Selatan Wahyu Rizky Andhifani di Palembang, Jumat mengatakan, pihaknya sudah melakukan penelitian awal terhadap enam buah batu nisan kuno yang ditemukan dari komplek pertokoan Tengkuruk Permai Blok C, 17 Ilir atau di wilayah sekitar Pasar 16 Ilir Palembang.
Dari hasil penelitian itu, nisan-nisan tersebut mengandung unsur bersejarah sebagai benda cagar budaya khususnya terkait sejarah di Kota Palembang.
“Sebagai rekomendasi kami meminta kepada mereka untuk mengadakan konservasi terhadap nisan tersebut. Selanjutnya, setelah dikonservasi, apakah layak untuk dipajang atau mau dimasukkan benda cagar budaya itu terserah mereka. Bagi kami yang penting kami sudah menyelesaikan penelitian, walaupun masih tahap awal,” kata dia.
Menurut dia, berdasarkan penelitian diketahui pemilik enam nisan tersebut merupakan sebuah keluarga tetua muslim yang kemudian bila dicocokkan dengan peta tahun 1821 mereka itu diduga memiliki keturunan pangeran di Palembang.
Sebab merujuk pada peta tahun 1821 itu sudah banyak berdiri rumah-rumah limas para pangeran di lokasi penemuan nisan-nisan tersebut.
Sementara Pengelola Data Arkeologi Inskripsi Arab kantor Arkeologi Sumatera Selatan Naf’an Ratomi mengatakan, inskripsi dari enam nisan tersebut terdiri dari aksara- bahasa Arab dan Melayu.
Masing-masing seperti misalnya pada nisan pertama terdiri dari empat baris yang bertuliskan Faqod intiqolat Ila rahmatillahil abror Niaji (nadibah) binti abdu Al aziz falembani atau maka telah berpulang ke rahmatullah dengan baik Niaji (Nadibah) anak perempuan Abdul Aziz dari Palembang.
Pada nisan kedua terdiri dari lima baris, bertuliskan Faqod intiqol Ila rahmatillah Al malikul abror al marhum Haji abdurrahman raja Ismail atau maka telah berpulang ke rahmatullah raja yang baik almarhum haji Abdurrahman Raja Ismail.
Lalu nisan ketiga terdiri dari empat baris yang bertuliskan Faqod intiqolat Ila rahmatillahil abror niaji rosyidah Binti haji abdurrahman raja Ismail Palembang atau telah berpulang ke rahmatullah dengan baik Niaji Rosyidah anak perempuan Haji Abdurrahman Raja Ismail dari Palembang.
Nisan keempat terdiri dari empat baris Wakana wafatuhu Yaumil isnain Robi’ul Akhir Sanah atau Dan adapun wafatnya pada hari Senin, 8 Robiul Akhir Tahun 1322 H.
Nisan kelima terdiri dari enam baris Berpindahlah Kepada rahmatullah Perempuan nama nur’aini Binti haji abdurrahman Kepada dua hari bulan Rabiul awal atau Telah berpulang ke rahmatullah perempuan bernama Nur’aini anak Perempuan Haji Abdurrahman pada Tanggal 2 Bulan Robi’ul Awal
Kemudian terakhir pada nisan keenam terdiri dari empat baris bertuliskan Hijratun nabi sholla Allahu ‘alaihi wa sallam Wa kana wafatuha khomsatu wa’isrina Al qo’idah Sanatu tsala miatun wa‘asyro Ba’da alpun atau Dan adapun wafatnya pada 25 Dzulkaidah Tahun 1310 Hijriah.
“Aksara dan bahasa itu menggunakan bahasa Arab dan bahasa Melayu. Dari enam nisan yang sudah kami temui satu-satunya yang menggunakan bahasa melayu adalah nisan ke-lima, kemudian dari identifikasi ia adalah perempuan,” ujarnya.
Sementara Arkeolog Kantor Arkeologi Sumsel Retno Purwati mengatakan, para peneliti arkeologi menganggap bahwa penemuan nisan-nisan kuno ini adalah sangat penting terutama untuk mendapatkan sisi pengetahuan akan sejarah Kota Palembang.
Sehingga ia menganggap selain dikonservasi maka selanjutnya penelitian terkait temuan ini sangat layak untuk dilanjutkan.
“Layak untuk dilanjutkan penelitian ini hanya saja tinggal izinnya boleh atau tidak, kami menunggu kebijakan dari pemerintah setempat untuk menanggapi penemuan ini seperti apa, tentu dengan pertimbangan – pertimbangan lainnya,” imbuhnya.
Menurut dia, tim peneliti dari kantor Arkeologi Sumsel berencana untuk menerbitkan hasil dari kajian-kajian dan penelitian terhadap penemuan tersebut dijadikan sebuah jurnal ilmiah sehingga bisa jadi acuan kalangan akademis dan masyarakat umum.
“In syaa Allah akan kami terbitkan di jurnal ilmiah nantinya,” ujarnya.
Ia mengharapkan, kedepannya kepada semua pihak yang menemukan diduga benda-benda bersejarah untuk dapat melapor ke pihaknya segera ataupun pihak terkait lainnya seperti Dinas Kebudayaan, Pariwisata ataupun Kepolisian setempat.
Sehingga benda-benda bersejarah tidak hilang ataupun rusak karena sangat penting dan berharga, untuk sebuah penelitian dan nilai sejarah itu sendiri.
Adapun sebelumnya batu nisan tersebut ditemukan secara tidak sengaja oleh para pekerja PT Waskita Karya saat mereka melakukan penggalian untuk proyek galian instalasi IPAL di komplek pertokoan Tengkuruk Permai Blok C, 17 Ilir atau di wilayah sekitar Pasar 16 Ilir Palembang, pada (12/1) dan beredar di grup media sosial whatsapp melalui video penemuan berdurasi 19 detik pada Jumat (14/1).
Kemudian berdasarkan rapat yang difasilitasi Dinas Kebudayaan Palembang dan dihadiri tim arkeolog, beserta pihak PT Waskita Karya pada Senin (17/1) pagi, disepakati untuk dilakukan pengangkatan kembali pada Senin (17/1) malamnya.
Hal tersebut dikarenakan nisan-nisan itu telah dikuburkan lagi oleh pekerja Waskita untuk langkah pengamanan dan agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, kemudian berhasil didapatkan empat nisan.
Sedangkan untuk dua nisan lainnya ditemukan di Tanjung Bakia, Tanjung Barangan, Palembang pada Rabu (19/1) malam, lokasi ini merupakan tempat dibuangnya tanah galian proyek IPAL tersebut. Hingga akhirnya saat ini keenam nisan tersebut disimpan di Dinas Kebudayaan Kota Palembang.