
Jambi Irjen Rusdi Hartono dievakuasi dari perbukitan Temiai, Kabupaten Kerinci, Jambi, kemarin.(TIM EVAKUASI)
Kapolda Jambi Irjen Rusdi Hartono dan tujuh korban halikopter mendarat darurat berhasil di evakuasi kemarin. Yang menarik, Kapolda Jambi meminta agar empat anggotanya dievakuasi terlebih dahulu. Padahal diketahui, Kapolda Jambi mengalami patah tulang tangan sebelah kanan.
Sedangkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang secara langsung memantau evakuasi di Jambi berupaya mencegah kejadian yang sama terulang. Pengecekan kelayakan helikopter milik Korps Bhayangkara akan dilakukan.
Sigit menuturkan, tidak mudah dalam melakukan upaya evakuasi selama tiga hari ini. Tim SAR darat dan udara telah bekerja keras hingga bisa menemukan para korban di hari kedua. “Terima kasih untuk semua tim SAR, hari ini delapan korban telah dievakuasi,” paparnya.
Evakuasi itu baru bisa dilakukan pukul 14.27 untuk dua orang korban pertama. Helikopter sebanyak lima kali melakukan penjemputan para korban hingga semuanya bisa dilakukan perawatan.
Enam orang sudah dirawat di RS BHayangkara dan dua orang berada di Pos Merangin. “Alhamdulillah, saya sempat bertemu Kapolda Jambi,” terangnya dalam konferensi pers secara live Divhumas Polri.
Dia mengatakan, selanjutnya perawatan akan dilakukan semaksimal mungkin agar bisa kembali sembuh. Nantinya, tim akan berkoordinasi dengan dokter RS Bhayangkara untuk melihat kemungkinan perawatan dilakukan di Jambi atau Jakarta.
“Ada Kapusdokkes yang nantinya akan koordinasi dengan dokter, apakah perlu ke Jakarta atau tidak,” paparnya. Dalam proses evakuasi ini terdapat delapan helikopter yang dikerahkan, dari TNI AU, Polri, dan Basarnas.
Dia mengatakan, untuk helikopter yang digunakan Kapolda Jambi dipastikan selama ini layak untuk terbang. “Namun begitu, perlu untuk dilakukan pengecekan terhadap seluruh helikopter Polri,” ujarnya.
Memang ada helikopter dengan tahun produksi 2000-an. Namun, ada pula pengadaan helikopter yang baru. “Semua perlu dicek kembali,” terang mantan Kapolda Banten tersebut.
Sementara Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Ahmad Ramadan mengatakan, proses evakuasi terhadap korban helikopter mendarat darurat dilakukan dengan metode Hoist. Para korban dinaikkan ke helikopter dengan menggunakan tali. “Dari bawah ditarik ke atas,” paparnya.
Dalam evakuasi itu, Kapolda Jambi meminta empat anak buahnya didahulukan. Kendati diketahui Kapolda Jambi mengalami patah tulang tangan sebelah kanan. “Itu permintaaan beliau,” paprnya di kantor Divhumas Polri kemarin.
Menurutnya, Kapolda Jambi mengutamakan anak buahnya untuk dapat diselamatkan dan mendapatkan perawatan terlebih dahulu. “Prioritaskan anak buah,” urainya.
Meski sempat terkendala cuaca dan kabut, Tim SAR Gabungan berhasil mengevakuasi kapolda Jambi dan rombongan kemarin sore. Evakuasi dilaksanakan menggunakan helikopter milik Basarnas, TNI AU, Baharkam Polri, Polda Sumatera Selatan, dan Sinarmas.
“Rombongan kapolda Jambi termasuk kapolda Jambi telah berhasil dievakuasi semuanya dalam keadaan lengkap delapan orang,” ungkap Kepala Kantor Basarnas Jambi Kornelis melalui keterangan resmi yang diterima Jawa Pos kemarin malam.
Menurut Kornelis, dua orang yang dievakuasi paling akhir adalah Kompol A. Yani (Koorspripim kapolda Jambi) dan Aipda Susilo (mekanik helikopter). Dari delapan orang tersebut, enam diantaranya telah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jambi.
“Sementara dua orang lainnya yakni Kompol A. Yani dan Aipda Susilo dilakukan perawatan di Kabupaten Merangin,” beber dia. Basarnas Jambi mengakui kondisi cuaca sempat menghambat proses evakuasi. Khususnya cuaca saat pagi dan siang hari.
Kabut yang turun di lokasi pendaratan darurat helikopter yang ditumpangi oleh kapolda Jambi dan rombongan sangat tebal. Sehingga jarak pandang terbatas dan evakuasi terkendala.
Hal serupa disampaikan oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Indan Gilang Buldansyah. Dia menyampaikan bahwa kendala kondisi cuaca menjadi tantangan bagi Tim SAR Gabungan. Termasuk tim yang dikirim oleh Angkatan Udara untuk membantu proses evakuasi.
Namun demikian, mereka tetap mengupayakan evakuasi. Helikopter NAS-332 Super Puma dari TNI AU ditempatkan di helipad terdekat dari lokasi evakuasi. Yakni di fasilitas helipad milik PLTA Kerinci Merangin. Pun helikopter dari instansi lain yang dikerahkan dalam misi tersebut.
“Kami bekerja sama dengan Polri dan Basarnas,” kata Indan. Sesuai rencana, evakuasi dilaksanakan tanpa mendaratkan helikopter. Kapolda Jambi diangkat oleh tim dari Angkatan Udara. “Iya betul (kapolda Jambi dievakuasi menggunakan helikopter TNI AU),” imbuhnya. (idr/syn/jpg)