PARAPAT (Berita): Bank Indonesia (BI) Wilayah Sumatera Utara memperkirakan kebutuhan uang dari Ramadhan sampai lebaran untuk tahun 2017 di daerah ini mencapai Rp4,5 triliun, hampir sama dengan tahun lalu.
Hal itu dikatakan Wakil Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara Harries Meirizal kepada wartawan di sela acara Rakorprov Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumut di Hotel Niagara Medan Jumat (12/5).
Meirizal menyebut kebutuhan itu sudah termasuk uang untuk kebutuhan penukaran pecahan uang kecil baik yang emisi baru tahun 2016 maupun uang baru emisi lama. “Seperti biasa, BI kerjasama dengan bank akan membuka waktu penukaran uang baru ke masyarakat sampai tanggal 22 Juni 2017,” katanya.
Nanti ada beberapa titik lokasi penukaran uang baru. Dengan harapan, masyarakat tidak kesulitan mendapatkan uang baru buat keperluan bagi-bagi dengan keluarga di saat Idul Fitri. “Tidak masalah dengan kebutuhan uang,” katanya.
Uang Baru 2016
Menyinggung uang baru tahun emisi 2016 yang dikeluarkan BI tahun 2016, Info yang diperoleh Berita, sampai sekarang belum banyak didapati di pasar. Meirizal menyebut jumlah yang didistribusikan masih terbatas sehingga sudah hampir enam bulan diluncurkan belum banyak memang beredar di pasaran/masyarakat.
Faktor lain, karena ada isu simbol “palu arit” di uang baru tersebut, maka distribusinya agak direm di pasaran. Padahal simbol itu juga ada di uang keluaran tahun sebelumnya, namun karena sekarang dipermasalahkan.
Menurut Harries, simbol itu kalau diterawang merupakan simbol Bank Indonesia. Ini merupakan salah satu fitur pengaman yang sangat sulit ditiru. “Soal palu arit itu, merupakan fitur pengaman dan jangan diinterpretasikan macam-macam,” katanya. Namun diakuinya, respon masyarakat positip untuk uang emisi baru tahun 2016 tersebut.
Jelang Ramadhan
Jelang Ramdhan, katanya, situasi ekonomi, khususnya sejumlah stok pangan mencukupi, tapi kebutuhan meningkat. Kinerja perbankan juga membaik. (wie)