Gagasan, saran dan pandangan terhadap pertumbuhan ekonomi kreatif di Sumbar perlu diimplementasikan secara nyata dengan terobosan yang baik. Dengan begitu akan memberi makna terhadap perkembangan ekonomi kreatif yang tahan terhadap tantangan.
Hal itu disampaikan Gubernur Sumbar Irwan Prayitno saat membuka Seminar Nasional Optimasi Industri Kreatif untuk Pertumbuhan Ekonomi Nasional berkelanjutan di Covention Hall Kampus Unand Padang, Jumat (18/11).
Dalam kesempatan yang dihadiri Ketua Pokja Industri Kreatif Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN), Irfan Wahid Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, Yuliandre Darwis dan Guru Besar Fakultas Ekonomi Unand Prof Herry itu, Gubernur menambahkan bahwa Sumbar daerah subur untuk pengembangan industri keatif karena hampir tidak ada industri bersifat padat karya. Jika pun ada, tidak dapat bertahan lama.
PT Semen Padang, menurutnya bukan lagi merupakan industri padat karya karena perusahaan BUMN tersebut pada dasarnya telah masuk pada industri padat teknologi.
“Kita tahu narasumber Irfan Wahid menyampaikan retorika berdasarkan fakta, menyampaikan gagasan sesuai realita dan penyampaian pendapat merupakan kenyataan, oleh karena itu hasil seminar ini agar dibuatkan bentuk kerja nyatanya,” ujarnya di hadapan nara sumber dan para dosen serta mahasiswa peserta seminar.
Lebih jauh dijelaskannya, karakteristik masyarakat Minang bukan bersifat buruh yang mengutamakan otot dan tenaga, melainkan lebih banyak mempergunakan otak atau daya pikirnya. “Jadi, kegiatan industri kreatif lebih diminati masyarakat Minang karena memimpin usaha sendiri walaupun kecil,” imbuhnya.
Dalam bebagai kebijakan pembangunan Sumbar, upaya pembangunan ekonomi lebih diarahkan pada pemberdayaan masyarakat dalam memajukan usahanya untuk mencapai kesajahteraan.
“Kita amat berharap hasil seminar ini dipublikasi ke media dan disosialisasikan kepada masyarakat untuk dapat diterapkan sesuai kondisi yang berkembang. Ekonomi maju, masyarakat konsisten berkerja dan berusaha dengan nyaman, kesejahteraan menjadi harapan,” kata Irwan Prayitno. (*)
LOGIN untuk mengomentari.