in

Kenang Sejarah Jembatan Ratapan Ibu

Salah satu rangkaian Payakumbuh Botuang Festival (PBF) 2017 yang baka digelar 1-2 Desember mendatang adalah Payakumbuh Night Festival. Event tersebut digelar kemarin malam.

Dalam event yang digelar di Jembatan Ratapan Ibu, Payakumbuh itu, sejumlah penyair nasional membaca puisi. Di antaranya penyair asal Sumbar Rusli Marzuki Saria.

Dalam relis berita yang dikirim panitia kepada Padang Ekspres kemarin, Papa, sapaan akrabnya, membaca puisinya Jembatan Batang Agam Jembatan Ratapan Ibu dan Rindu Membawaku Lagi. Selain itu juga dimeriahkan dengan pembacaan puisi oleh Ketua Komisi V DPRD Sumbar Supardi, Penyair Adri Sandra dan Syarifudin Arifin.

Dalam Payakumbuh Night Festival ini, masyarakat Payakumbuh disuguhkan dengan literasi Sastra dan Sejarah tentang Jembatan Ratapan Ibu, saksi bisu perjuangan bangsa Indonesia di Payakumbuh. Abdallah Rahman Razik, penggagas dan tim kreatif Payakumbuh Botuang Festival mengatakan Payakumbuh Night Festival ini sekaligus membawa masyarakat kembali mengenang sejarah yang ada di Payakumbuh. Kemudian juga menghibur masyarakat Payakumbuh dengan alunan musik di tepi Sungai Batang Agam.

“Payakumbuh Night Festival ini menjadi salah satu upaya agar masyarakat Payakumbuh khususnya generasi muda tetap mengenang jasa para pahlawan yang gugur di Jembatan Ratapan Ibu. Selain itu juga menggabungkan literasi sejarah dengan balutan sastra yaitu Puisi bertemakan perjuangan,” kata Rahman.

Dalam kesempatan tersebut, Penyair Adri Sandra tampil membacakan puisi berjudul Peniup Seruling Kejadian dan Syarifudin Arifin yang membacakan dua puisi yaitu Dia Bukan Pahlawan Sayangku dan Memahat Ibu.

Selain pembacaan puisi, Payakumbuh Night Festival ini juga dimeriahkan dengan penampilan musik tradisi dari Diafora dan komposisi musik dari Digothal. Kemudian juga dihibur dengan musik dari Ciello, Ahmed Djamend Project.

Saufal Hadi, salah seorang pengunjung mengapresiasi upaya dari tim kreatif Payakumbuh Botuang Festival dan pemerintah terlibat menyelenggarakan iven ini. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Lontarkan Bebatuan Panas Sejauh 4 Km

Simaka Putus, Padang-Painan Normal