Jakarta (ANTARA News) – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Surya Chandra Surapaty menekankan pentingnya pemenuhan gizi bayi sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun untuk membentuk sumber daya manusia yang berkualitas.
“Bayi harus diberi gizi yang mencukupi pada seribu hari pertama kehidupan, sejak dalam kandungan 270 hari dan 730 hari sisanya sampai anak berusia dua tahun,” kata Surya dalam sambutannya di pembukaan Seminar Nasional Pengasuhan Anak di Jakarta, Senin.
Surya menuturkan anak yang terpenuhi gizinya sejak dalam kandungan menjadi salah satu faktor penting dan investasi dalam menentukan SDM Indonesia yang berkualitas pada masa bonus demografi 2020-2035.
Dia mengatakan pengaruh nutrisi yang buruk pada awal kehidupan akan mempunyai efek jangka pendek dan jangka panjang hingga dapat memengaruhi generasi berikutnya.
Dampak jangka pendek malnutrisi akan mengganggu perkembangan otak, pertumbuhan tulang dan sistem metabolik.
Sementara dampak jangka panjang bisa berupa risiko terjadinya penyakit tidak menular seperti gangguan ginjal, diabetes, dan penyakit jantung; hambatan pertumbuhan kognitif yang menyebabkan kurang cerdas dan kompetitif; dan gangguan pertumbuhan tinggi badan dan berisiko stunting atau kerdil.
Surya menekankan BKKBN menganjurkan para orang tua untuk mengasuh anak dengan metode asuh, asih, dan asah.
Asuh yaitu orangtua atau keluarga harus dapat memenuhi kebutuhan anak dalam nutrisi dan gizi, imunisasi, kebersihan diri dan lingkungan; asih yakni menciptakan rasa aman, nyaman, mendapatkan perlindungan dari pengaruh yang kurang baik dan tindak kekerasan terhadap anak; serta asah di mana orang tua harus melakukan rangsangan dini pada semua aspek perkembangan anak.
Editor: Heppy Ratna
COPYRIGHT © ANTARA 2017