Prihatin terhadap musibah kebakaran yang acap melanda Sumbar belakangan ini, Ketua Majelis Zikir Babussalam Indonesia H Boy Lestari Datuak Palindih yang juga Ketua Tarbiyah Islamiyah Sumbar mengajak masyarakat untuk bertobat.
”Sudahlah, tak perlu berdebat dan berasumsi lagi. Bertobat sajalah! Ranah Minang, bertobatlah!” kata Boy Lestari Datuak Palindih, akhir pekan kemarin.
Menurutnya rentetan peristiwa kebakaran yang terjadi juga bagian dari peringatan dan pembelajaran. ”Kebakaran pada hakikatnya adalah musibah besar dalam kehidupan manusia. Lebih besar daripada musibah karena air dan angin,” jelasnya.
Kebakaran Pasa Ateh Bukittinggi, Mapolres Dharmasraya dan Pasar Aurkuning membuat banyak bangunan rusak, ribuan lapak dan ratusan toko tak bisa diselamatkan dengan nilai kerugian yang besar. Ribuan orang berusaha di sana, menjadi tempat untuk penghidupan keluarga.
Pasa Ateh dan Pasa Auakuniang adalah simbol pergerakan ekonomi luar biasa di sebuah kota kecil. Pasar konveksi terbesar di Sumatera. “Kini, pasar itu benar yang sudah terbakar,” kata Datuak Palindih.
Datuak Palindih menyebutkan, tak berlebihan jika peristiwa ini dijadikan momentum untuk bertobat. “Kita semua harus introspeksi diri, jangan saling menyalahkan. Jangan terlalu banyak berasumsi. Jangan terlalu mudah memprediksi, menduga-duga. Tak baik,” ingatnya.
Perihal pembakaran Mapolres Dharmasraya juga harus ditelisik secara benar. Mapolres merupakan bagian dari simbol negara karena kantor lembaga negara di bidang keamanan dan stabilitas sebuah daerah dan negara.
”Kini simbol itu benar yang diganggu, berarti ini sebuah ancaman serius. Maka kita harus menyelesaikan secara serius dan dengan langkah yang tepat. Tidak bisa dipandang remeh,” beber Datuk Palindih yang juga Ketua DPW Gebu Minang Sumbar. (*)
LOGIN untuk mengomentari.