Kasus pengeroyokan yang menimpa salah satu anggota Komunitas Sumbar Madani (KSM) Dt Hendra, beberapa waktu lalu oleh terduga tujuh orang kemenakan Ketua KAN Ganggo Hilia, Bonjol, Pasaman, akibat salah paham mengenai adat tentang kawin sasuku, menyebabkan korban mengalami patah tulang leher dan dirawat di RS M Djamil Padang.
Salah seorang kerabat korban, Riki Hamdani menuturkan kronologis pengeroyokan bermula dari pandangan yang berbeda mengenai adat kawin sesuku. Saat itu korban Hendra bersama rekannya Manda Raja Bandaro dipanggil oleh Ketua KAN, Dt. Ngamuak untuk datang ke rumahnya. Di sana sudah ada tujuh orang kemenakan Dt Ngamuak. Tak lama kemudian terjadi perdebatan serta perkelahian yang dilerai oleh korban, namun justeru tujuh orang pelaku menghajar korban.
Menanggapi masalah tersebut Ketua KSM, Zuhrizul tidak tinggal diam. Ia langsung meminta pelaku penganiayaan segera ditangkap oleh aparat Polsek Bonjol.
“Kami meminta agar Kapolsek, Kapolres turun tangan, bahkan Kapolda Sumbar, karena tidak ada orang yang kebal hukum di Republik ini, masak pelaku penganiayaannya sudah jelas tapi belum ditangkap, ini ada apa Pak Kapolsek,” ujar Zuhrizul, Sabtu (27/8), di Padang.
Ia berharap di saat citra polisi turun akhir- akhir ini, jangan ada lagi aparat yang tidak profesional dalam bertugas.
“Kami Komunitas Sumbar Madani akan kawal kasus ini sampai keadilan ditegakkan,” ujar Zuhrizul.
Hingga berita ini diturunkan kasus ini telah ditangani oleh kuasa hukumnya, Boy London SH.
“Ini adalah kasus penganiayaan yang dilakukan secara bersama-sama sesuai dengan Pasal 352 dan Pasal 170 KUHP, dan sudah dilaporkan ke Polsek Bonjol, Kabupaten Pasaman, sesuai Laporan Polisi (LP) Nomor: LP/10/VIII/2022 Polsek Bonjol pada tanggal 22 Agustus 2022. Jadi saya sebagai kuasa hukum meminta keadilan agar para pelaku ini segera ditahan,” tutup Boy. (rel)
