PUTRA | Jumat,23 Desember 2016 – 16:30:58 WIB
Dibaca: 241 kali
JAKARTA – Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Suwarjono mengatakan dalam catatan akhir tahun 2016 menjadi tahun yang berbahaya bagi jurnalis di Indonesia. Hal tersebut dia contohkan kekerasan pada jurnalis serta regulasi yang menindas media.
Tahun ini jurnalis dalam tekanan luar biasa. Kasus kekerasan tahun ini melonjak 2 kali lipat tertinggi dalam 10 tahun terakhir. Ada 78 kasus,” kata Suwarjono di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (23/12).
Menurutnya, pada tahun sebelumnya kasus kekerasan pada pemburu berita tersebut hanya ada 40 kasus per tahun. Di dalam data AJI, kasus kekerasan paling banyak dilakukan oleh aparat. Selain itu, banyak terjadi teror kekerasan hingga terjadi pembunuhan di kalangan jurnalis.
“Kekerasan masif terjadi dari Aceh sampai Papua. Kekerasan fisik teror sampai pembunuhan. Lalu tidak ada satu pun pelaku kekerasan ditindak kepolisian. Ada semacam pembiaran. Kami sangat sesalkan,” tegasnya.
Selain itu, kebebasan berekspresi para jurnalis dalam penyampaian berita di bungkam oleh Aparat. “Ancaman terhadap kebebasan berekspresi dan berpendapat. Bagi Aji jadi ancaman serius. Lalu Ancaman kekerasan pembubaran acara,” ucap Suwarjono.
“Gerakan intoleran semakin menguat. Kasus belum lama ini 2 Desember kemarin teman Kompas tv dan Metro tv dapat pengusiran. Ini juga ancaman serius,” imbuh Suwarjono.
Editor : Putra