in

Kinerja Semester Pertama: PHR Regional 1 Sumatera menavigasi tantangan migas dengan beragam novasi

Jakarta (ANTARA) – Pertamina Hulu Rokan (PHR) Regional 1 Sumatera tetap optimistis dalam menghadapi dinamika industri hulu migas global saat ini yang penuh tantangan akibat ketidakstabilan geopolitik dan ekonomi.

Direktur Utama PHR Regional 1 Sumatra Ruby Mulyawan menyebut, meskipun menghadapi tantangan operasional yang cukup signifikan, PHR terus bergerak maju dengan berbagai strategi untuk menutup gap produksi.

Berbagai langkah telah dilakukan, mulai dari perbaikan kanal, tanggul, jalan akses, hingga modifikasi cuaca untuk mengurangi dampak banjir terhadap operasional.

“Sebagai profesional, kami berupaya menyelesaikan masalah operasional sehingga kinerja based line asset bisa terus diperbaiki untuk menutup gap. Kami juga terus melakukan pekerjaan seperti drilling sumur pengembangan infiled, workover well service, serta pekerjaan dengan teknologi baru,” jelasnya.

Dengan strategi adaptasi yang matang serta inovasi teknologi yang berkelanjutan, PHR terus berupaya mencapai target produksi tahun 2025.

Baca juga: Pertamina Hulu Rokan komitmen jalankan TJSL di seluruh area operasi

Berbagai laporan analisis yang menyoroti perkembangan pasar minyak, inflasi, serta teknologi dan aktivitas eksplorasi menyebutkan, dinamika di hulu migas secara global terpengaruh berbagai faktor. Diantaranya bahan kimia fracturing, meningkatnya biaya produksi, peningkatan harga peralatan industri seperti pompa dan wellhead, serta tantangan geopolitik global yang tak kunjung mereda bahkan meningkat eskalasinya.

Harga minyak mentah Brent misalnya, menunjukkan tren pelemahan akibat kebijakan tarif perdagangan yang meningkatkan ketidakpastian terhadap permintaan global. Konsumsi minyak tetap di bawah tren sebelum pandemi, dengan proyeksi penurunan permintaan di Amerika Serikat dan Tiongkok. Sementara itu, OPEC+ berencana meningkatkan produksi sebesar 1,2 juta barel per hari hingga akhir 2025.

Di dalam negeri, faktor pemengaruhnya terbilang lebih kompleks tidak hanya minyak yang fluktuatif, namun juga cuaca yang semakin sulit diprediksi. Dampaknya langsung menyasar pada akses dan infrastruktur. Di wilayah operasional PHR, khususnya di Riau, curah hujan yang tinggi dan intensitas petir menyebabkan gangguan pada kelistrikan serta akses terhadap sumur yang membutuhkan servis untuk menjaga stabilitas produksi.

Baca juga: PHR tanda tangani jual beli gas senilai Rp2,8 triliun

Menjawab tantangan dengan inovasi teknologi

PHR juga terus berinvestasi dalam teknologi baru, termasuk fokus pada pekerjaan waterflood dan pengembangan proyek steamflood.

PHR saat ini mengelola 93 lapangan migas, dimana implementasi teknologi waterflood baru diterapkan di 18 lapangan, membuka peluang besar untuk meningkatkan produksi.

Selain itu, pengembangan steamflood di daerah Duri juga terus dilakukan, dengan injeksi sumur pertama di area North Duri Development (NDD) Area 14 pada Februari lalu sebagai bagian dari tahap awal pengembangan berkelanjutan.

Di bidang Chemical Enhanced Oil Recovery (CEOR), tahun ini PHR telah berhasil melakukan pilot implementation Simple Surfactant Flood (SSF) di 3 pattern (BLSO 075, BLSO 330, dan BLSO 353) dengan hasil yang menggembirakan.

Program ini berlanjut dengan alkaline surfactant polymer di area A, yang direncanakan akan diinjeksikan pada akhir Desember tahun ini, serta polymer injection di area D lapangan Minas yang diharapkan dapat terealisasi tahun ini.

Pompa angguk milik Pertamina Hulu Rokan di area Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau. (ANTARA/HO-PHR)

Sementara terkait strategi operasional untuk meningkatkan produksi, dilakukan dengan sejumlah upaya. Upaya jangka pendek yang dilakukan untuk mengatasi tantangan produksi mencakup perbaikan akses, tanggul, dan kanal, serta peningkatan aktivitas drilling sumur pengembangan infill dan workover well service.

Inisiatif lain yang tengah dilakukan mencakup pengembangan MNK dan pemanfaatan sumur horizontal serta multi-stage fracturing untuk meningkatkan efisiensi di reservoir dengan kualitas rendah. Pendekatan berbasis strong engineering approach, fokus pada inovasi teknologi, serta kolaborasi lintas fungsi di organisasi menjadi kunci utama dalam upaya meningkatkan produksi.

Dari implementasi yang telah dilakukan, beberapa inisiatif terbukti berdampak positif pada produksi. Contohnya, proyek steamflood berhasil meningkatkan produksi sekitar 2.000–3.000 barel oil per day, sementara pilot project SSF mampu menghasilkan 40–70 BOPD per pattern, membuka peluang pengembangan yang lebih masif ke depan.

“Inisiatif Ini dilakukan untuk mencari peluang perbaikan kinerja dengan strong engineering approach, fokus dan upaya bersama melalui fungsi di organisasi,” tambahnya.

Dengan aset yang telah beroperasi lebih dari 70 tahun, PHR terus melakukan inovasi untuk memastikan produktivitas tetap optimal, meskipun menghadapi tantangan operasional dari fasilitas yang semakin tua. Teknologi dan strategi yang diterapkan saat ini menjadi andalan PHR untuk menjaga keberlanjutan industri migas nasional.

Baca juga: Hadir di IPA Convex 2025, Pertamina Hulu Rokan (PHR) dorong inovasi dan penguatan energi nasional

Tentang PHR Regional 1 Sumatera

PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) menjalankan tugas dari Subholding Upstream Pertamina untuk mengelola bisnis dan operasional kegiatan usaha hulu migas di Wilayah Kerja Regional 1 – Sumatera yang terbentang dari Aceh hingga Sumatra Selatan. PHR menghasilkan sepertiga produksi minyak bumi Pertamina Subholding Upstream. Menjadi salah satu produsen minyak dan gas utama di Indonesia yang berkontribusi dalam pemenuhan energi nasional.

Pada 2025, PHR menyelesaikan restrukturisasi organisasi yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan ketahanan energi nasional. Integrasi organisasi ini mencakup Zona 1, Zona Rokan, dan Zona 4 ke dalam struktur Regional 1 demi memastikan operasional yang lebih optimal dan berkelanjutan.

Restrukturisasi ini membawa dampak positif dalam pengelolaan aset hulu migas dari ujung utara hingga selatan Sumatra, sejalan dengan program Swasembada Energi yang dicanangkan pemerintah. Dengan organisasi yang lebih efisien, PHR berupaya menjaga pasokan energi nasional dan menghadapi tantangan industri migas ke depan.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Apa arti dari istilah buzzer beater dalam basket?

Ali Subri Gantikan Fitrianti Agustinda Sebagai Ketua DPD Partai NasDem  Palembang