Anton Syofnevil, sang legenda Semen Padang FC membeberkan bagaimana dirinya bisa menjadi pemain sepakbola profesional Indonesia. Sepakbola baginya adalah olahraga yang menjadi hobinya sedari kecil. Bahkan ketika masih SD, hampir semua tanah lapang di tempat tinggalnya di Kampung Perak, Jalan Sudirman, Kota Padang, jadikan tempat bermain sepakbola bersama teman-temannya.
Kemudian begitu dirinya pindah ke Kota Dumai, Riau sekitar tahun 1978 untuk mengikuti sang ayah alm Syofyan Yahya yang dipindah tugaskan ke Pelindo Dumai, kecintaannya terhadap sepakbola makin besar. Apalagi, sang ayah yang ketika di Pelindo Dumai, juga dipercaya menjadi pengurus sepakbola Bolder Dumai, sebuah club sepakbola binaan Pelindo Dumai.
“Ayah sangat mensupport saya untuk sepakbola. Bahkan ketika masih kelas V SD SD 03 Labor Oseing Dumai, saya diajak bergabung memperkuat club Bolder Dumai. Dan saat itu, saya yang paling kecil menjadi squad club Bolder Dumai. Sedangkan pemain yang lain sudah bekerja. Meski saya paling kecil, tapi kawan-kawan dan pelatih percaya dan suka melihat gaya permainan saya,” kenang Anton, Jumat (9/9/2022).
Dua tahun di Bolder Dumai, lanjut Anton, dirinya kemudian pindah Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, dan sekolah di SMP 1 Rengat, karena Ayahnya juga pindah ke Pelabuhan Rengat.
Selama di Rengat, ia bergabung dengan PS POP (binaan Polres Indragiri Hulu). Selama di PS POP, dirinya selalu diikutkan pelatih untuk setiap turnamen sepakbola lokal antar Kabupaten Inhu.
“Wakapolres Indragiri Hulu yang ketika itu dijabat Mayor Pol Soni, senang melihat saya bermain. Bahkan, beliau pernah menawarkan saya untuk menjadi anggota Polri setelah tamat SMP. Tapi saya tidak mau, karena saya masih ingin main sepakbola dan melanjutkan sekolah.
Tahun 1984, saya bersama keluarga pulang kampung ke Padang dan masuk SMA 1 Padang,” ujarnya.
Di Kota Padang, Anton gabung dengan PS Mangkudum dan ikut kompetisi PSP Padang tahun 1985 yang diselenggarakan di Lapangan Imam Bonjol, dengan pertandingan pertama melawan PS Angkatan Darat (PSAD).
Anton kala itu, adalah pemain inti PS Mangkudum bersama Indra Syafri, pelatih Timnas Indonesia sejumlah kelompok umur. Pada pertandingan pertama, Anton pun langsung dipantau PSP Padang.
Anton pun lolos seleksi PSP Padang dan mengikuti kompetensi Divisi Utama PSSI yang saat itu diisi oleh club-club sepakbola terbaik seperti Persib Bandung, Persiraja Banda Aceh, Persipura, PSM Makasar, Persebaya, PS Bengkulu, dan PSIS Semarang. “Saat gabung PSP, umur saya masih 18 tahun. Dari semua pemain, saya yang paling kecil,” katanya.
Satu musim memperkuat PSP Padang di Divisi Utama, pada tahun 1986 Anton mengikuti latihan untuk persiapan Porda Sumbar mewakili Kota Padang. Di hari pertama latihan, tiba-tiba Pelatih Kepala Semen Padang FC Suhatman Imam yang sebelumnya adalah pelatih kepala PSP Padang, datang menghampiri sejumlah pemain Porda.(*)