Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar kampanye antisipasi terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla), Keterlibatan masyarakat menjadi kunci penting keberhasilan pencegahan karhutla di wilayah rawan karhutla. Kegiatan sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat juga terbukti mampu meningkatkan kepedulian terhadap karhutla di wilayahnya. Generasi muda menjadi salah satu elemen penting masyarakat yang diharapkan memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, termasuk akan bahaya karhutla.
Menyadari hal ini, KLHK tengah gencar melakukan pencegahan karhutla melalui kampanye ke sekolah-sekolah. Salah satunya melalui ajang bertema“Manggala Agni Visit to School” yang dilaksanakan oleh Manggala Agni Daops Pekanbaru di SMK Negeri I Minas, Rabu, (11/10).
Acara yang diikuti oleh 60 orang siswa kelas XII ini, dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang penyebab dan dampak dari karhutla. Selanjutnya mereka juga dibekali upaya-upaya pencegahan yang dapat diterapkan untuk membantu upaya pengendalian karhutla di wilayah sekitar tempat tinggalnya. Kegiatan serupa juga dilaksanakan di MAN I Model Pekanbaru, Kota Pekanbaru, yang diikuti oleh siswa kelas XII dan XI.
“Jadi sebagai generasi muda, para pelajar ini dapat berperan menjadi agen perubahan yang diharapkan berkontribusi positif untuk memberikan pemahaman pentingnya mencegah karhutla kepada lingkungan sekitarnya,” ujar Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan (PKHL), Raffles B. Panjaitan.
Kampanye pencegahan karhutla dilakukan oleh KLHK baik di pusat maupun di Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Karhutla (PPIKHL) dan Manggala Agni di daerah. Pada setiap kesempatan, masyarakat juga diingatkan akibat yang ditimbulkan serta sanksi yang akan diberikan kepada pelaku pembakaran hutan dan lahan. Dengan kegiatan kampanye yang dilakukan secara berkala, diharapkan masyarakat mengerti dan tidak melakukan pembakaran hutan dan lahan.
“Kegiatan kampanye ini merupakan kegiatan yang dilakukan oleh Manggala Agni pada saat tidak melakukan pemadaman di wilayah kerjanya. Disamping kerja keras Manggala Agni di lapangan, berkurangnya luasan lahan dan hutan yang terbakar juga disebabkan efektifnya sejumlah program pencegahan karhutla yang melibatkan masyarakat,” tambah Raffles.
Raffles juga menyatakan bahwa berbagai kegiatan pencegahan melalui patroli terpadu dan kampanye tersebut dalam rangka menjalankan amanah dari Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.32/MenLHK/Setjen/kum.1/3/2016 tentang Pengendalian kebakaran Hutan dan Lahan.
Sementara itu, pantauan hotspot dari Posko Dalkarhutla KLHK, Rabu (11/10) pukul 20.00 WIB, berdasarkan satelit NOAA terpantau 7 hotspot yang tersebar di Kalimantan Timur 3 titik, Provinsi Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Bangka Belitung, dan Jawa Timur masing-masing 1 titik. Sedangkan Satelit TERRA AQUA (NASA) memantau hanya ada 1 hotspot yaitu di Provinsi Bangka Belitung.
Hingga malam tadi (11/10), berdasarkan Satelit NOAA untuk periode 1 Januari – 11 Oktober 2017 terdapat hotspot sebanyak 2.366 titik di seluruh Indonesia. Sedangkan pada periode yang sama di tahun 2016, jumlah hotspot tercatat sebanyak 3.524 titik. Dibandingkan tahun lalu, tahun ini terdapat penurunan jumlah hotspot sebanyak 1.158 titik atau sebesar 32,86%.
Sementara, satelit TERRA-AQUA (NASA) confidence level ≥80% mencatat terdapat 1.850 hotspot. Jumlah ini menurun sebanyak 1.732 titik (48,35%), jika dibandingkan dengan tahun 2016 pada periode yang sama, yaitu sebanyak 3.582 titik.
LOGIN untuk mengomentari.