Sejumlah pengunjuk rasa meneriakkan yel-yel saat menggelar aksi terkait teror terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), di Polda Bali, Denpasar, Bali, Kamis (13/4). Puluhan mahasiswa menuntut polisi untuk mengusut tuntas kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK, Novel Baswedan. (ant/Nyoman Budhiana )
Jakarta ( Berita ) : Kondisi penyidik senior KPK Novel Baswedan membaik pascamengalami serangan penyiraman air keras. “Alhamdulillah semakin membaik,” kata kakaknya Novel, Taufik Baswedan yang berada di Singapura ketika dikonfirmasi melalui pesan singkat pada Kamis [13/4] dari Jakarta.
Pada Selasa (11/4), seusai sholat subuh di masjid Al-Ihsan dekat rumahnya, Novel Baswedan disiram air keras oleh dua orang pengendara motor di dekat rumahnya. Air keras itu mengenai satu mata Novel.
Novel lalu dilarikan ke RS Mitra Keluarengaga Kelapa Gading lalu dipindahkan ke RS Jakarta Eye Center (JEC) untuk mendapatkan perawatan intensif. Selanjutnya pada Rabu (12/4) ia diterbangkan ke salah satu rumah sakit di Singapura. “Saat ini matanya masih bisa melihat walau belum bisa maksimal,” tambah Taufik.
Sebelumnya, dokter Johan A Hutauruk yang menangani Novel di JEC, mengatakan mata kanan Novel sudah dapat melihat 30 persen, sedangkan mata kiri masih lebih sedikit persentasenya. “Kata dokter, setelah 2 hari di sini baru ada kabar untuk tindakan yang akan diambil,” ungkap Taufik.
Artinya baru pada hari ini dokter akan memutuskan tindakan medis yang akan diterapkan dalam pengobatan Novel. Menurut Taufik, seluruh biaya pengobatan Novel pun ditanggung instansi tempatnya bekerja. “Iya, biaya ditanggung KPK,” kata Taufik.
Hingga saat ini polisi masih mencari dua pelaku penyerangan Novel. Polisi mendapatkan barang bukti berupa cangkir sebagai wadah untuk menyimpan air keras dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Teror terhadap Novel ini bukanlah yang pertama terjadi, ia sudah beberapa kali mendapatkan teror antara lain ditabrak mobil saat menuju ke KPK ketika mengendarai motor pada 2016, kriminalisasi dengan ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan di Bengkulu (2015), hingga diserang kelompok pendukung Amran Batalipu hingga motornya ringsek pada 2012. (ant )