Palembang (Antarasumsel.com) – Pengurus Provinsi KONI Sumatera Selatan merancang program “Sriwijaya 2020” untuk mencapai target masuk 10 besar pada PON di Papua XX tahun 2020.
Wakil Ketua II Bidang Pembinaan Prestasi KONI Sumsel Syamsuramel di Palembang, Kamis, mengatakan, program ini menggantikan program sebelumnya Sriwijaya Gemilang yang resmi berakhir seusai PON Jawa Barat/2016.
“Terdapat sejumlah perbedaan jika dibandingkan program lama. Kali ini, program lebih terarah dan tepat sasaran karena sifatnya jangka panjang,” kata dia.
Ia mengatakan, jika sebelumnya program dijalankan untuk jangka pendek selama satu tahun, tapi pada program Sriwijaya 2020 menjadi jangka pendek untuk periode tiga tahun.
“Dengan perubahan ini diharapkan pembinaan atlet menjadi lebih fokus karena atlet mendapatkan kesempatan dibina cukup lama,” kata dia.
Meski tetap mengadopsi sistem promosi dan degradasi program lama, tapi Ramel meklaim bahwa sistem ini akan dijalankan dengan lebih manusiawi.
Atlet yang gagal mempertahankan prestasi akan diberikan kesempatan hingga dua kali Kejuaraan Nasional, dan jika pun diturunkan akan dilakukan secara bertahap dari utama-madya-pratama-potensial.
“Harapannya dengan sistem ini, maka atlet akan tetap termotivasi untuk berprestasi. Tidak serta merta jika gagal akan langsung dikeluarkan,” kata dia.
Saat ini KONI Sumsel sudah mengantongi 60 atlet peraih medali pada PON lalu untuk dibina pada program baru yang diperkirakan akan mulai dijalankan pada pertengahan tahun 2017.
Selain itu, KONI Sumsel tetap memantau atlet-atlet berprestasi yang terjaring dari ajang Kejurnas pada 2017 untuk dimasukkan dalam program pembinaan ini.
“Target sudah dicanangkan bahwa pada PON Papua menembus 10 besar. Jika program ini dijalankan dengan serius, saya optimistis bakal tercapai,” kata Syamsuramel.
Sumsel pada PON Jabar/2016 gagal menembus target 10 besar setelah finis di peringkat 21 dari 34 provinsi peserta.
Editor: Ujang
COPYRIGHT © ANTARA 2017