Konjen Jepang di Medan Takeshi Ishii (tiga kanan) foto bersama Uskup Agung Medan Mgr Anicetus Sinaga OFMCap (dua kiri), Project Caritas Germany Indonesia Yushar Ismail serta para pejabat di Deliserdang di Pusat Perawatan dan Pemulihan Adiksi narkoba di Jalan WR Supratman Lubukpakam Kamis (6/7). (Berita Sore/ist )
MEDAN (Berita): Pemerintah dan rakyat Jepang melalui Konsulat Jenderal Jepang di Medan memberikan bantuan hibah senilai 83.300 dolar AS atau setara dengan Rp1,04 miliar untuk pembangunan Pusat Perawatan dan Pemulihan Adiksi narkoba di Jalan WR Supratman Lubukpakam, Kabupaten Deliserdang.
Proyek bantuan hibah itu ditandatangani pada 10 Nopember 2016 antara Yayasan Caritas Pengembangan Sosial Ekonomi Keuskupan Agung Medan (Caritas PSE KAM) dengan Konsul Jenderal Jepang di Medan dan diresmikan Konsul Jenderal Jepang di Medan Takeshi Ishii Kamis (6/7) di Jalan WR Supratman Lubukpakam. Acara itu dihadiri Uskup Agung Medan Mgr Anicetus Sinaga OFMCap, Project Caritas Germany Indonesia Yushar Ismail serta para pejabat di Deliserdang.
Konjen Takeshi Ishii menyebut gedung ini memiliki kapasitas sampai 60 orang dalam satu periode rawat inap 3 bulan. Yayasan Caritas memiliki fasilitasi rehabilitasi dengan kapasitas 20 orang.
Namun karena banyaknya permintaan sehingga banyak calon pasien ditolak, tahun 2015 saja mencapai 60 orang. Jadi Yayasan Caritas meminta bantuan hibah dari Jepang untuk menambah pembangunannya. “Bantuan yang kami berikan ini sebagai wujud kepedulian masyarakat Jepang kepada masyarakat Indonesia,” kata Konjen Ishii.
Menurut Ishii, bantuan ini berasal dari pajak masyarakat Jepang dan diberikan secara langsung kepada lembaga pendidikan, kesehatan dan sebagainya serta organisasi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
Melalui skema ini, sejak tahun 2000 pemerintah Jepang melalui Konsulat Jenderal Jepang di Medan telah memberikan bantuan dana hibah kepada 67 proyek dengan total nilai mencapai 4.861.900 dolar AS atay setara dengan Rp60,287 miliar.
Konjen Ishii berharap dengan adanya pusat rehabilitasi ini, banyak pecandu narkoba dapat dipulihkan dari adiksinya. Pusat rehabilitasi ini juga diharapkan dapat menjadi sarana pendidikan terkait bahaya penyalahgunaan narkoba. “Kami berharap hubungan persahabatan dan kerjasama Jepang dan Indonesia semakin kuat dan kokoh,” kata Ishii. (wie)