Korban meninggal dunia dalam serangan bom di dua Gereja Koptik di Mesir bertambah menjadi 43 orang. CNN melaporkan, serangan tersebut diklaim sebagai serangan Iraq Syria Islamic State (ISIS). Dalam pernyataan yang disampaikan lewat pesan Telegram dan disirkulasikan oleh para simpatisan ISIS, dapat dipastikan serangan tersebut berupa bom bunuh diri. Hingga kini pihak berwenang belum bisa memastikan warga negara yang melakukan bom bunuh diri tersebut.
ISIS memperingatkan melalui pernyataannya. “Kami memperingatkan kepada para Crusader (orang yang ikut dalam Perang Salib) dan para pengikutnya mereka harus waspada atas balasan kami terhadap mereka yang sangat besar, dan mereka akan membayar dengan sungai darah dari anak-anak mereka, Jika Tuhan mengizinkan,” kata kelompok tersebut dalam bahasa Arab. Pemerintah Mesir menyatakan status darurat dalam tiga bulan ke depan pascabom bunuh diri. Presiden Mesir Abdel Fateh el-Sisi mengatakan masa darurat terhitung sejak Minggu (9/4).
Teror ledakan bom pertama terjadi di Gereja St George di kota Tanta, Minggu (9/4). Sedangkan ledakan kedua terjadi di Gereja Kristen Koptik di Alexandria. Pihak berwenanang mengatakan otak di balik serangan itu juga terkuak. Dua serangan diinisiasi oleh pihak yang sama yaitu Iraq Syria Islamic State atau ISIS. “Grup yang merupakan bagian dari ISIS melakukan dua serangan di gereja yang ada di Tanta dan Alexandria,” demikian pernyataan ISIS melalui agensi berita Amaq.
Paus Tawadros II tengah berada di dalam gereja di Alexandria ketika serangan terjadi. Namun pejabat Kementerian Dalam Negeri Mesir menyatakan, Paus Tawadros II dalam kondisi aman. Sementara itu pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Mesir mencatat tidak ada satupun Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban. Namun, pihak KBRI melalui Duta Besar Helmy Fauzi meminta semua WNI untuk selalu waspada.
“Sejauh ini diperoleh informasi tak ada WNI yang jadi korban pada peristiwa itu. Melalui saluran informal dan kekeluargaan masyarakat Indonesia di Mesir, KBRI Cairo mengimbau agar WNI meningkatkan kewaspadaan,” kata Helmy dalam rilis, Minggu (9/4), dilansir dari CNN Indonesia. Pihak KBRI Mesir meminta agar WNI sementara waktu untuk menghindari tempat keramaian yang merupakan titik rawan ancaman terorisme.Berdasarkan data Kemlu terdapat sekitar 5.711 WNI di Mesir. Sebagian besar adalah mahasiswa.
LOGIN untuk mengomentari.