Sukabumi (ANTARA News) – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Sukabumi, Jawa Barat menyebutkan dalam 17 tahun terakhir sejak tahun 2000 tercatat 1.127 warga positif terjangkit HIV dan AIDS yang beberapa di antaranya telah meninggal dunia.
“Dari data terakhir jumlah warga yang positif HIV sebanyak 1.127 orang dan 331 orang sudah masuk fase AIDS,” kata Pengelola Program KPA Kota Sukabumi Yanti Rosdiana di Sukabumi, Minggu.
Menurutnya, dalam beberapa tahun terakhir ada peralihan cara penularan penyakit ini yang awalnya penyebarannya mayoritas melalui jarum suntik narkoba (penasun), sekarang kebanyakan melalui hubungan seks.
Bahkan yang lebih memprihatinkan saat ini adalah cukup banyaknya kasus baru yang ditemukan ternyata pengidapnya adalah ibu rumah tangga. Ada beberapa kemungkinan kenapa banyaknya IRT terjangkit penyakit mematikan tersebut seperti suami yang kerap jajan (selingkuh) di luar atau bisa saja si istri mantan wanita pekerja seks komersil.
Hingga saat ini Kota Sukabumi menduduki peringkat ke enam tertinggi di Jabar dalam kasus AIDS sementara untuk HIV diperingkat 13 terbanyak di Jabar.
“Virus ini tidak bisa diberantas, tetapi yang kami lakukan adalah menekan angka penyebarannya dan untuk orang dengan HIV/AIDS (ODHA) diberikan pembinaan serta terapi,” tambahnya.
Sementara, Ketua KPA Kota Sukabumi Achmad Fahmi untuk menekan kasus penyebaran HIV tersebut pihaknya secara gencar melakukan sosialisasi ke seluruh elemen masyarakat dan lembaga baik swasta maupun negeri.
Sosialisasi ini bukan semata untuk memberikan edukasi tentang bagaimana pencehan, cara penularan dan bahaya HIV/AIDS saja, tetapi diharapkan menjadi motor penggerak atau komunitas peduli HIV/AIDS yang bisa menyebarkan lagi informasi tentang penyakit tersebut. Serta memberikan pemahaman kepada warga lainnya agar tidak menjauhi atau mendiskriminasikan ODHA.
“Pencegahan harus dilakukan bersama dan kami pun mengimbau kepada warga agar tidak melakukan aktivitas yang bisa berpotensi tertular HIV seperti menggunakan narkoba dan seks bebas atau tidak sehat,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA 2017