Dengan bercucuran air mata, Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, meminta maaf atas krisis politik di negaranya akibat skandal yang mendera jajaran pemerintahannya. “Saya bahkan sulit memaafkan diri sendiri dan sulit tidur di malam hari dengan perasaan duka ini,” ujar Park seperti dikutip Reuters, Jumat (4/11). Menurut laporan Reuters, skandal ini melibatkan teman lama Park, Choi Soon-sil, yang diduga memanfaatkan kedekatannya dengan sang presiden untuk mencampuri urusan negara.
Kini, aparat sedang menyelidiki kemungkinan Choi mendapatkan bocoran dokumen rahasia negara dan menerima keuntungan dari sejumlah organisasi non profit secara ilegal. “Sangat disesalkan ketika seseorang disebut mengambil keuntungan dan melakukan beberapa tindakan ilegal, sementara kami bekerja dengan harapan dapat membantu perekonomian nasional dan kehidupan rakyat,” tutur Park.
Setelah selama ini didesak masyarakat untuk mundur, Park mengakhiri permohonan maafnya dengan terdiam dan membungkukkan badan beberapa kali di hadapan wartawan. Hingga kini, belum diketahui pasti kemungkinan Park diperiksa oleh otoritas. Namun, seorang mantan ajudan Park sudah ditahan pada Rabu (2/11) atas dugaan penyalahgunaan wewenang. Sehari kemudian, Kamis (3/11), seorang mantan ajudan Park lainnya ditahan atas dugaan pembocoran informasi rahasia.
Choi sendiri pada Senin lalu mengonfirmasi bahwa ia memang pernah menerima draf pidato kemenangan Park. Namun, ia membantah memiliki akses ke materi resmi lain. Ayah Choi, Choi Tae-min, pernah mengepalai sebuah sekte yang kini sudah tidak aktif. Sekte tersebut memiliki hubungan dekat dengan Park selama masa kepemimpinan ayahnya, Park Chung-hee. Setelah ayah Park meninggal karena dibunuh pada 1979, Choi Tae-min disebut-sebut menggantikan peranan seorang bapak dalam kehidupan presiden Korsel tersebut.
Beberapa media Korsel bahkan melaporkan bahwa sekte keagamaan Choi Tae-min sebenarnya masih ada dan Park kerap melakukan upacara perdukunan di kompleks istana. “Bahkan ada pembicaraan saya ikut dalam sekte tertentu dan melakukan ritual perdukunan di Istana. Saya menegaskan, itu tidak benar,” kata Park beberapa waktu lalu.
LOGIN untuk mengomentari.