BANDAR LAMPUNG—Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo menyambut program pengurangan impor sapi dengan memberdayakan peternakan rakyat. Selama 2016, Lampung berhasil meningkatkan populasi ternak sapi dengan kelahiran hasil inseminasi buatan (IB) 46.472 ekor pedet.
Sebagai satu dari lima provinsi lumbung ternak nasional, Lampung mendukung program peningkatan stok nasional agar lepas dari ketergantungan impor sapi. “Berbagai kebijakan pusat kami upayakan agar stok populasi sapi jadi ideal. Misalnya melarang pemotongan sapi betina produktif, menekan angka kematian ternak, dan percepatan peningkatan populasi sapi melalui inseminasi buatan dan intensifikasi kawin alam,” kata Ridho, di Bandar Lampung.
Lampung dikenal sebagai produsen sapi dengan kontribusi 200 ribu ekor per tahun. Sayangnya, sapi tersebut sebagian besar hasil impor dan digemukkan di 12 perusahaan penggemukan (feedloter) sapi. Di sisi lain, Lampung hanya memiliki populasi 590 ekor sapi ternak rakyat. Padahal potensinya bisa mencapai 3 juta ekor.
Besarnya potensi itu, menurut Ridho, karena pakan ternak di Lampung berlebih. Semua jenis pakan ternak ada di Lampung dan belum maksimal dimanfaatkan. Demikian juga iklim dan lahan luas yang mendukung. “PR kami masih panjang, karena masih ada 2,4 juta ekor yang bisa diproduksi. Kalau potensi diberdayakan, tentu kita tak perlu lagi impor sapi,” kata Ridho.
Pemprov Lampung bersama pemerintah kabupaten/kota menempatkan peternakan sebagai subsector pertanian yang mampu menambah penghasilan. Untuk itu, Ridho berharap sinergi antara pemerintah pusat dan daerah terus dikembangkan dalam membangun peternakan. “Kami berharap pusat dapat mendukung keinginan menjadikan Lampung sebagai lumbung ternak nasional, khususnya komoditas sapi,” kata Ridho.
Kegiatan IB ternak menurut Sekretaris Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Arsyad Husein, merupakan gerakan yang dicanangkan Gubernur Ridho, untuk meningkatkan populasi dan mutu genetic sapi. “Melalui kegiatan IB, penyebaran bibit unggu lebih murah, mudah, dan cepat, sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak,” kata Arsyad.
Dari total populasi sapi di Lampung, 40% di antaranya atau 240 ribu ekor dalam kondisi siap kawin. Langkah Pemprov Lampung meningkatkan angka kelahiran dilakukan melalui Gerakan Terpadu Pelayanan Peternakan. “Jika 80% dari 240 ribu sapi betina itu melahirkan, berarti Lampung menyumbang 192 ekor pedet sebagai bakalan,” kata Arsyad.
Dalam menandai keberhasilan Lampung meningkatkan produksi sapi, rencananya Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Gubernur Ridho bakal memanen sebanyak 600 ekor pedet bersama 600 ekor induknya, di Desa Wonodadi, Kecamatan Tanjung Sari, Lampung Selatan pada Selasa (15/11/2016) mendatang. “Kedatangan Menteri Pertanian sekaligus sebagai kampanye peningkatan produksi ternak rakyat, agar perlahan Indonesia mengurangi impor sapi,” kata Arsyad.