in

Kurikulum Harus Lebih Mendalami Kompetensi

 

JAKARTA – Konten kurikulum pendidikan di Indonesia harus lebih mendalami kompetensikompetensi yang harus dimiliki siswa. Adapun kurikulum yang ada saat ini konten-kontennya justru membebani siswa. Demilian disampaikan Mendikbud, Nadiem Makarim, di Jakarta, Minggu (5/4).

“Beban konten kurikulum banyak sekali sehingga siswa tidak bisa mendalami kompetensi apapun,” ujar Nadiem.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tengah menyederhanakan kurikulum 2013 (Kurtilas) yang saat ini digunakan. Nadiem sendiri belum bisa memastikan penyederhanaan tersebut mencakup pengurangan mata pelajaran atau menyederhanakan kontennya saja.

Ia menyebut dalam pembahasan kurikulum pihaknya mendengar masuka dari berbagai organisasi pendidikan. Selain menyasar kompetensi siswa, kurikulum tersebut nantinya juga harus lebih mudah dipahami guru dan tidak memberatkan dalam pengimplementasiannya.

“Sekarang banyak silabus dan kebijakan mengajar sangat ketat yang mempersulit guru,” jelasnya.

Nadiem menyebut penyederhanaan kurikulum ini juga bagian dari upaya pemerintah menyiapkan pembelajaran holistik. Nantinya, proses pembelajaran akan menggunakan konsep personalia dan segmentasi pembelajaran berdasarkan asesmen berkala. “Jadi semua murid tidak harus mengerjakan tugas yang sama. Bisa mengerjakan proyek berbeda tiap siswa berdasarkan kemampuan mereka,” imbuhnya.

Kualitas Literasi

Pada kesempatan tersebut, Nadiem juga mengatakan pihaknya tengah meningkatkan kualitas literasi siswa. Menurutnya, terdapat dua hal untuk ditingkatkan yaitu kurikulum dan buku-buku paket pembelajaran.

Ia menyebut perlu ada pengubahan paradigma dari buku- buku pembelajaran. Konten- kontennya harus fokus pada hal yang menyenangkan bagis siswa sehingga bisa meningkatkan minat baca. “Kalau anak itu mencintai membaca secara independen itu karena kontennya menarik,” ucap Nadiem.

Selain itu, mata pelajaran Bahasa Indonesia juga akan diarahkan pada literasi. Menurut Nadiem, selama ini proses pembelajaran Bahasa Indonesia lebih banyak berkutat pada gramatika dan kosakata.

“Persuasif verbal dan persuasif dari menulis itu yang mendorong angka literasi kita naik,” tandasnya.

Pada kesempatan berbeda, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menyampaikan perlu kesiapan guru dalam proses pembelajaran dalam jaringan (daring) atau online. ruf/AR-3

What do you think?

Written by Julliana Elora

Bantu Perangi COVID-19, Tupperware Beri Dukungan Kepada Tenaga Medis

Kota P.Sidimpuan Darurat Covid 19