PADEK.CO-Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menargetkan sebelum Lebaran 2024 aktivitas pembangunan Jalan Tol Seksi Padang-Pekanbaru seksi Padang-Sicincin sudah selesai.
“Tol Sicincin tahun 2024 sebelum Lebaran sudah clear (selesai),” tegas Mahyeldi usai menghadiri pertemuan Kelompok Kerja Nasional (Pokjanal) Posyandu dalam Integrasi Layanan Primer (ILP) Tingkat Kabupaten Limapuluh Kota di Aula Kantor Bupati Limapuluh Kota, Senin (24/7/2023).
Terkait proses pembebasan lahannya menurut Mahyeldi sampai saat ini tidak ada halangan. Pembangunannya juga sedang berjalan. Mahyeldi mengatakan, dalam prosesnya, sedang menunggu pihak Kementerian PUPR berkunjung ke Sumbar.
“Untuk jalan tol ini kita sedang koordinasi dengan Kementerian PUPR. Saat ini di daerah tidak ada halangan. Sekarang tinggal menunggu pihak Kementerian PUPR datang. Kita sudah siapkan tim,” terang Mahyeldi.
Sementara, Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin Dt Bandaro Rajo mengatakan, pihaknya telah bertemu Japan International Cooperation Agency (JICA), pada 10 Juli 2023 lalu untuk membahas pembangunan ruas Jalan Tol Payakumbuh-Pangkalan.
Kedatangan Perwakilan JICA Perwakilan Indonesia didampingi Kepala Balai Prasarana Jalan Provinsi Sumbar Thabrani beserta Tim Kementerian PUPR.
Kegiatan JICA selaku kontraktor pelaksana Jalan Tol Payakumbuh-Pangkalan selama dua hari di Sumbar, khususnya di Kabupaten Limapuluh Kota, ke lapangan dan rapat pembahasan kesiapan pembangunan jalan tol dan konstruksi terowongan baru pada rencana ruas Jalan Tol Payakumbuh-Pangkalan Paket 2 dan Paket 3.
Mahyeldi juga mengungkapkan, sebelum pertemuan Bupati Limapuluh Kota dengan JICA dirinya sudah bertemu pihak JICA di Jakarta untuk membahas pembangunan tol ini.
Yakin Lahan Bebas Tahun Ini
Sementara itu Wagub Sumbar yang juga Ketua Tim Percepatan Pembebasan Lahan Tol Sumbar, Audy Joinaldy, mengatakan bahwa dalam waktu dekat akan ada penyaluran ganti rugi untuk 15 lahan. “Kan tinggal 5 persen lagi ya (lahan yang akan dibebaskan, red),” ujarnya.
Dia mengungkapkan, 5 persen lahan di ruas Tol Padang-Pekanbaru Seksi Padang-Sicincin tersisa itu, adalah lahan yang paling berat proses pembebasannya. Sebab, di lahan tersebut terdapat perkara saling gugat atau saling tuntut, dan meminta pengukuran. “Pokoknya macam-macam lah (masalah di lahan yang tersisa 5 persen, red),” ungkapnya.
Lebih jelasnya, Audy mencontohkan perkara yang berujung saling gugat antar pemilik atau penggarap lahan. Misalnya pemilik lahan bersepakat dengan penggarap lahan memberi ganti rugi Rp20 juta. Namun, kesepakatan mereka tiba-tiba berubah. Misalnya pemilik lahan hanya ingin memberi penggarap Rp170 juta. Nah, hal itulah yang membuat penggarap menggugat si pemilik lahan.
“Jadi, pada prinsipnya lahan sebenarnya sudah bebas ya. Namun tinggal nanti dana dibayarkan lewat pengadilan (untuk lahan yang masih dalam perkara antar pemilik atau penggarap lahan, red),” ungkapnya.
Untuk itu, pihaknya optimistis lahan Tol Padang-Sicincin itu bebas 100 persen dalam tahun ini. “Kalau dana (untuk ganti kerugian lahan Tol Padang-Sicincin, red) kita menjamin tersedia hingga lahan dibebaskan 100 persen. Dalam waktu dekat bahkan akan disalurkan dana untuk penggantian 13 lahan,” ucapnya.
Audy juga menjelaskan, bila merujuk data BPN, progres pembebasan lahan di Tol Padang-Sicincin itu sudah mencapai 97 persen. Artinya, hanya tinggal 3 persen lahan lagi yang mesti dibebaskan. “Kalau pekerjaan fisiknya sudah sekitar 35 persen. Sekarang fisik terus berlanjut. Alhamdulillah,” ujar Audy.
Sedangkan untuk lahan yang akan dibebaskan pada ruas Tol Payakumbuh-Pangkalan yaitu sekitar 770 bidang tanah. Jadi, katanya jumlah itu lebih sedikit dibandingkan Tol Padang-Sicincin, yang jumlahnya 1.620 bidang tanah. “Tapi tetap ada pro dan kontra juga sebenarnya (pada pembebasan lahan Tol Payakumbuh-Pangkalan, red),” tambahnya.
Kendati begitu, pihaknya sudah sempat bertemu Aliansi Masyarakat Pendukung Tol Limapuluh Kota. Hasilnya, diperoleh informasi bahwa aliansi itu sudah menginventarisir lahan-lahan warga yang memiliki sertifikat. “Itu dilakukan karena mereka sangat mendukung pembangunan tol ini,” ungkapnya.
Untuk itu, bila lahan Tol Padang-Sicincin rampung, target selanjutnya yaitu pembebasan lahan Payakumbuh-Pangkalan. Sebab, ruas itu akan langsung menghubungkan Sumbar dan Riau.
Perhatikan Lingkungan
Sementara itu, Andra, warga Lubukalung mengatakan, pembangunan memang bagus untuk kemajuan daerah. Namun, seharusnya pembangunan juga memperhatikan lingkungan. Misalnya, kata dia, truk pengangkut pasir atau material untuk tol. “Saya lihat banyak yang aktivitasnya tidak memperhatikan lingkungan. Pasir berserak di jalanan. Kondisi ini membuat jalanan tidak saja banyak debu tapi juga rawan bagi pengendara lainnya,” ungkapnya.
Dia berharap kondisi ini lebih diawasi oleh pihak terkait. Misalnya truk harus benar-benar menutup rapat pasir yang diangkutnya. Lalu, pelaksana proyek menyiram jalan dekat lokasi kerjanya secara rutin, agar tidak menimbulkan debu yang parah.
“Perlu diketahui, jalan itu digunakan oleh berbagai usia, tentunya termasuk anak-anak dan lansia. Mereka adalah golongan retan sakit karena debu itu,” katanya. (apg/wni)