in

Liburan Produktif Bagi Guru

Muhammad Iqbal, M.Pd
GURU SMP IT AL KAHFI PASBAR

Masa semester ganjil telah usai, itu pertanda libur sekolah akan dimulai. Guru yang sebelumnya bekerja keras merencanakan, menerapkan, dan mengevaluasi pembelajaran di sekolah. Sejenak, bisa bersantai menikmati masa-masa liburan.

Berdasarkan kalender pendidikan kabupaten Pasaman Barat, lebih 10 hari waktu libur disediakan. Pelbagai kegiatan dilakukan dalam mengisi waktu liburan. Ada yang berkumpul bersama keluarga besar, ada yang mengunjungi pelbagai objek wisata sambil berliburan, ada yang tidur-tiduran di rumah, ada juga yang menghabiskan waktu untuk belajar, membaca banyak buku, dan lain-lain.

Sebagai guru, tentu cara kita mengisi waktu libur, agak berbeda dengan orang pada umumnya. Sebagai salah satu ujung tombak keberhasilan pendidikan, guru dituntut tetap produktif mengisi waktu liburannya.

Merujuk kamus besar bahasa Indonesia, arti dari kata produktif adalah bersifat atau mampu menghasilkan; mendatangkan; mampu menghasilkan terus dan dipakai secara teratur untuk membentuk unsur-unsur baru.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan liburan produktif adalah liburan yang mampu menghasilkan manfaat baik bagi individu tersebut ataupun orang lain. Pemaknaan kata manfaat dalam simpulan tersebut tergantung pada profesinya masing-masing.

Misalnya, sebagai seorang guru, maka kata manfaatnya dapat berupa peningkatan kompetensi, peningkatan penguasanya dalam menerapkan model pembelajaran di kelas, peningkatan kemampuannya dalam menggunakan pelbagai media pembelajaran interaktif, peningkatan wawasan, dan capaian-capaian positif lainnya yang menunjang kesuksesannya menjadi guru.

Oleh karena itu, liburan produktif ini sangat pentin untuk diwujudkan oleh setiap guru.
Untuk itu, ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap guru, agar liburan menjadi produktif, diantaranya, yaitu, pertama, membaca pelbagai buku tentang pembelajaran atau pendidikan.

Kita semua pasti ingat pepatah bijak yang mengatakan, “buku adalah jendela dunia”. Pepatah tersebut menyampaikan pesan bahwa dengan membaca buku, seseorang mampu melihat dunia. Tetapi, tidak banyak yang menyadari hal tersebut.

Buktinya, sampai sekarang minat baca masyarakat Indonesia masih berada di bawah, dibandingkan beberapa negara lainnya. Tetapi, berbeda halnya dengan guru, dalam aktivitasnya di sekolah, mereka sudah biasa bergelut dengan buku, tidak wajar rasanya ada guru yang anti dengan buku.

Oleh karena itu, membaca buku di waktu libur bukanlah ancaman bagi mereka, justru kegiatan yang paling dinanti. Kedua, mengikuti pelbagai pelatihan, baik secara offline maupun online. Pelatihan adalah satu kegiatan peningkatan kompetensi guru yang paling penting untuk diikuti.

Biasanya pelatihan tersebut diselenggarakan oleh satuan pendidikan, dinas pendidikan, atau pelbagai lembaga-lembaga pelatihan pendidikan lainnya. Apalagi, di era kurikulum merdeka saat ini, tersedia banyak pelatihan yang bisa diikuti oleh setiap guru.

Oleh karena itu, mereka tidak perlu khawatir kehabisan pelatihan peningkatan kompetensinya. Ditambah lagi, pasca Pandemi kemarin, pelbagai pelatihan yang biasanya dilakukan secara offline, beralih dilaksanakan secara online.

Sehingga guru dapat lebih fleksibel mengikutinya. Di YouTube pun ada banyak pelatihan – pelatihan yang telah berlangsung, itu semua masih bisa dilihat kapanpun kita mau. Sungguh sangat memudahkan.

Ketiga, mengikuti pelbagai lomba. Umumnya, di waktu libur ini ada banyak sekolah, perguruan tinggi, atau pelbagai lembaga pendidikan yang menyelenggarakan lomba. Informasinya dapat dengan mudah kita temukan, baik di website atau di akun-akun informasi lomba di media sosial.

Selain mengasah dan mengukur kemampuan, dengan mengikuti lomba, kita juga berkesempatan meraih bonus, berupa uang, sertifikat, atau pelbagai hadiah menarik lainnya. Jenis lomba yang ditawarkan pun beragam, seperti, lomba kepenulisan, baca puisi, dan lain-lain. Semua itu bisa disesuaikan dengan potensi masing-masing.

Dan keempat, menulis di pelbagai media, baik media cetak maupun online. Menulis adalah salah satu cara menguatkan kompetensi, banyaknya ilmu yang dibaca, hendaknya dapat dituangkan menjadi tulisan yang bermakna, sehingga hasil bacaan tersebut, tidak hanya bermanfaat untuk dirinya sendiri, tetapi juga bermanfaat untuk banyak orang.

Apalagi saat ini sudah banyak media cetak yang menyediakan laman khusus yang menampung tulisan para guru, seperti laman guru yang disediakan oleh Koran Padang ekspres ini. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi seorang guru untuk tidak menulis.

Demikianlah pelbagai kegiatan yang dapat dilakukan oleh setiap guru dalam mengisi waktu liburnya. Sehingga liburan akan terasa jauh lebih bermakna, dibandingkan hanya sekedar hura-hura tanpa makna. Parahnya, ada juga yang “balas dendam” dengan bermalas-malasan.

Mereka uring-uringan melakukan kegiatan yang sia-sia. Sangat disayangkan, harusnya wawasan dan keterampilan dapat  meningkat, tetapi karena terlalu memenuhi nafsu, sehingga waktu liburan terbuang percuma. Oleh karena itu, mari manfaatkan waktu libur yang tersedia dengan pelbagai kegiatan penuh makna. (***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Menuju Lapas Pesantren, Belasan Warga Binaan Lapas Kelas III Suliki Hapus Tato

Park Hyung Sik akan adu akting dengan Jeon So Nee di drama baru