in

Lima Hari Sekolah, Efektifkah?

Pepi Susanti, S.Pd.I, M.Pd
(Guru PAI SMPN 5 Padang)

Berakhirnya pandemi korona membuat kegiatan pembelajaran di sekolah berangsur normal kembali. Sejak awal semester genap ini kegiatan PBM (Proses Belajar Mengajar) di sekolah sudah berlangsung secara penuh.

Sebelumnya karena masih dalam suasana pembatasan sosial (PPKM), dilakukan pengurangan jam pelajaran (JP) dari 40 menit/JP menjadi 30 menit/JP. Disamping pembelajaran yang sudah mulai normal seperti sebelum pandemi.

Pemerintah Kota Padang, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan juga menetapkan kebijakan lima hari sekolah atau full day school bagi siswa SMP/MTs di Kota Padang. Kebijakan ini rencananya mulai diberlakukan pada awal bulan Februari ini.

Aturan baru lima hari sekolah ini mendapatkan berbagai tanggapan, baik yang pro maupun kontra. Namun pengambil kebijakan memiliki beberapa pertimbangan dalam menetapkan kebijakan lima hari sekolah.

Di antara pertimbangan yang mendasari kebijakan lima hari sekolah adalah,  pertama, untuk penguatan pendidikan karakter di sekolah melalui pembiasaan shalat zuhur dan asar secara berjamaah. Karena dengan lima hari sekolah siswa akan berada lebih lama di sekolah hingga sore hari.

Pertimbangan kedua, kebijakan lima hari sekolah diharapkan dapat meminimalisir perilaku negatif siswa sepulang sekolah. Karena siswa tidak akan punya kesempatan lagi untuk keluyuran sepulang sekolah di sore hari.

Ketiga, menyelaraskan jam pulang siswa dengan jam pulang kerja orangtua. Sehingga interaksi siswa dan orang tua dapat lebih efektif. Keempat, memberi kesempatan siswa untuk membantu orang tua di akhir pekan.

Itulah beberapa pertimbangan yang menjadi pijakan dalam kebijakan lima hari sekolah. Disebutkan juga kebijakan lima hari sekolah tetap harus memenuhi tuntutan kurikulum merdeka belajar. Baik yang berkaitan dengan intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstra kurikuler.

Artinya penerapan lima hari sekolah dalam sepekan sama sekali tidak memangkas  jadwal belajar siswa. Lalu bagaimana kesiapan siswa? Bagi siswa tentu akan ada penyesuaian waktu dan kondisi. Karena belajar hingga sore hari akan menguras energi dan konsentrasi siswa.

Apalagi jika sepulang sekolah, siswa masih ada kegiatan bimbingan belajar (bimbel) ataupun kegiatan les/kursus keterampilan. Terus apakah kebijakan ini akan efektif?
Dukungan orangtua akan sangat membantu efektifitas lima hari sekolah.

Tidak saja dukungan finansial dalam bentuk uang jajan ataupun bekal yang lebih dari biasa. Peran orang tua juga diharapkan dalam mengatur kegiatan siswa di luar sekolah. Sehingga siswa mempunyai waktu istirahat yang cukup.

Kesiapan fisik siswa tentu sangat menunjang untuk pembelajaran dengan sistim full day school. Namun yang lebih penting dalam hal ini adalah kesiapan sekolah dalam menjalankan kebijakan lima hari sekolah. Baik kesiapan yang bersifat teknis maupun administratif.

Ketersediaan sarana dan pra sarana penunjang tentu sangat penting. Untuk melaksanakan shalat zuhur dan asar secara berjamaah sekolah harus mempunyai fasilitas mushala dan tempat wudhu yang memadai. Begitu juga dalam melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler lainnya.

Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana guru menyiapkan strategi dan metoda pembelajaran yang baik. Terutama sekali pembelajaran yang berlangsung di siang hari. Guru harus dapat mengemas pembelajaran secara baik dan menarik.

Karena energi dan konsentrasi siswa sudah terkuras untuk belajar sejak pagi hari, otomatis siswa akan mudah merasa lelah dan mengantuk. Namun jika pembelajaran dikemas secara menarik, siswa tetap bersemangat untuk mengikuti pembelajaran. Maka menurut hemat penulis, selama sekolah dan guru dapat mengelola secara baik.

Kebijakan lima hari sekolah dalam sepekan dapat berlangsung efektif. Apalagi kebijakan ini bukan hal yang baru. Sebelum pandemi sebagian sekolah juga sudah melaksanakan lima hari sekolah. Hal itu merupakan implementasi dari Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017.(***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Main Hall BEI Kembali Dibuka, Siswa TK Diberi Edukasi Keuangan dan Investasi

ISTEM, Mengajar Asyik