PADEK.JAWAPOS.COM-Hasil perhitungan suara sementara menempatkan partai politik pengusung pasangan Capres-Cawapres Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar menjadi yang terkuat di Sumbar pada Pemilu 2024.
Partai Nasdem menjadi partai politik peraih suara terbanyak DPR RI di Sumbar pada Pemilu 2024 berdasarkan data sementara, 48,41 persen suara yang masuk ke tabulasi KPU RI di laman: pemilu2024.kpu.go.id, Sabtu (17/2/2024).
Partai besutan Surya Paloh yang dipimpin Ketua DPW Fadly Amran ini berhasil menggeser dominasi Partai Gerindra yang memenangkan Pemilu 2019 di Sumbar.
Berdasarkan data sementara hitung suara DPR RI wilayah Sumbar yang masuk dari 8.506 TPS (dari total 17.569), Partai Nasdem meraih 157,057 suara atau 15,67 persen.
Partai Gerindra menyusul di posisi kedua dengan perolehan 137,388 suara (13,7 persen), Partai Golkar 132,087 (13,18 persen) dan PKS 128,616 suara (12,83) serta Partai Amanat Nasional (PAN) 117,691 suara (11,74 persen).
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan hasil Pemilu 2019 Sumbar yang menempatkan Gerindra di posisi teratas disusul PAN, Demokrat, PKS dan NasDem.
Berbeda dengan perolehan suara untuk DPRD Provinsi Sumbar pada Pemilu 2024. Berdasarkan data sementara KPU dari 7.994 TPS atau 45,50 persen suara yang masuk, posisi teratas ditempati PKS yang dipimpin Ketua DPW Mahyeldi dengan 121,631 suara atau 15,07 persen.
Sedangkan posisi kedua ditempati Gerindra yang dipimpin Andre Rosiade dengan perolehan 116,758 suara (14,46 persen), Golkar yang dipimpin Khairunas meraih 108,229 suara (13,41 persen), Nasdem 92,312 suara (11,44 persen) dan PAN yang dipimpin Ketua DPW Indra Dt Rajo Lelo memperoleh 87,258 suara (10,81).
Pakar Politik dari Universitas Andalas (Unand) Prof Asrinaldi menilai, hasil Pemilu 2024 sama polanya dengan Pemilu 2019 ketika Gerindra menang di Sumbar karena efek Prabowo yang ada dalam pikiran masyarakat Sumbar.
“Ketika Pemilu 2024, Nasdem dan PKS diidentikan dengan “partai” Anies Baswedan. Jadi efek Anies diperoleh oleh kedua partai tersebut,” kata Asrinaldi.
Selain itu, caleg kedua partai tersebut juga figur yang diterima masyarakat karena mereka adalah tokoh yang dianggap sejalan dengan impresi politik yang dimiliki Anies sebagai Capres.
Terkait kemenangan Anies-Muhaimin di Sumbar pada Pilpres, Asrinaldi menilai masyarakat meyakini impresi politik kepada Anies lebih baik dari Prabowo.
Sama halnya ketika impresi politik kepada Prabowo lebih baik ketimbang Jokowi pada Pemilu 2019.
“Impresi politik ini misalnya terkait dengan pemahaman masyarakat terhadap tingkat keberagamaan (Islam) Anies lebih baik dari Prabowo,” katanya.
Lebih lanjut disampaikan Asrinaldi, dalam penilaian masyarakat Sumbar intelektualitas Anies lebih baik dibandingkan Prabowo. Kemudian kondisi ini juga dikaitkan agenda perubahan yang dibawa Anies.
“Tawaran agenda perubahan itu menurut masyarakat Sumbar akan menjadikan hidup mereka jadi lebih baik dan sejahtera. Dibandingkan kondisi status quo atau keberlanjutan yang ditawarkan Prabowo yang tidak menarik bagi masyarakat Sumbar,” beberapa Asrinaldi.
Terpisah, Ketua Jaringan Pemred Sumbar (JPS) Adrian Tuswandi menilai, naiknya suara Partai Nasdem sebagai yang teratas untuk DPR RI dan PKS untuk DPRD Provinsi tidak lepas dari efek sosok Anies Baswedan yang diusung menjadi Capres pada Pilpres 2024.
“Pencalonan Anies sangat berpengaruh besar pada peningkatan suara Nasdem dan PKS di Sumbar. Begitu juga PKB. Selain itu, tentu saja berkat dari kerja keras Ketua DPW Fadli Amran dan Ketua DPW PKS Mahyeldi bersama para calegnya yang intens turun dan sosialisasi ke masyarakat,” kata Adrian Tuswandi.
Bukti kuatnya dominasi Partai Nasdem pada Pemilu 2024 di Sumbar, kata Adrian, terlihat dari berhasil lolosnya satu caleg di DPR RI Dapil II Sumbar yang sebelumnya tidak ada.
Sedangkan di Dapil Sumbar 1, sebelumnya hanya satu kursi dan kini berpotensi dapat dua kursi. Sementara PKB yang sebelumnya tidak ada kursi di DPR, kini juga memiliki peluang meraih satu kursi berkat ketua umumnya Muhaimin Iskandar jadi pendamping Anies di Pilpres.
“Dominasi Nasdem dan PKS juga terlihat di DPRD baik provinsi maupun kota. Banyak yang masuk dan mengalahkan calon petahana,” tambah Adrian.(esg)