Jakarta (ANTARA) – Menjelang perayaan 17 Agustus, lagu “Hari Merdeka” karya Husein Mutahar kerap ramai berkumandang untuk berbagai acara bertema HUT RI.
Lagu ini semakin populer dan terdengar segar setelah dinyanyikan kembali oleh grup musik Cokelat yang dirilis dalam album berjudul “Untukmu Indonesiaku” pada tahun 2006.
Dalam versi Cokelat, lagu ini memberikan sentuhan yang lebih berfokus pada rock dan pop, menjadikannya terasa lebih segar dan sesuai dengan selera musik modern, sementara versi asli lebih mengedepankan nuansa patriotik dan klasik.
Sebagai informasi, Hari Merdeka merupakan lagu ciptaan komponis Husein Mutahar pada tahun 1946. Lagu bertipe mars dengan tempo yang cepat dan lirik yang menggugah itu tercipta dalam suasana genting saat Indonesia menghadapi perang revolusi pada 1946.
Lirik lagu “Hari Merdeka” Band Cokelat
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Tujuh belas Agustus tahun empat lima
Itulah hari kemerdekaan kita
Hari merdeka nusa dan bangsa
Hari lahirnya bangsa Indonesia
Merdeka
Sekali merdeka tetap merdeka
Selama hayat masih dikandung badan
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Kita tetap setia tetap sedia
Mempertahankan Indonesia
Kita tetap setia tetap sedia
Membela negara kita
Baca juga: Jokowi komentari permainan drum Menteri Basuki bareng grup Cokelat
Baca juga: Reuni haru Cokelat setelah 12 tahun berpisah
Baca juga: Cokelat kolaborasi bareng Astrid hadirkan “studio session”
Pewarta: Sean Anggiatheda Sitorus
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2024