Jakarta (ANTARA) – Lagu berjudul “Yogyakarta” meluncur dari album kedua KLa Project bertajuk “Kedua” yang dirilis pada 1990 dengan mengusung genre musik synth-pop.
KLa Project adalah grup musik pop yang dibentuk oleh musisi Katon Bagaskara bersama gitaris Romulo “Lilo” Radjadin, pemain kibor Adi Adrian, dan penabuh drum Ari Burhani pada 1988.
Adi Adrian dan Katon Bagaskara merupakan pencipta lagu “Yogyakarta”.
Adi menjelaskan mereka menciptakan musik dalam lagu “Yogyakarta” dari suara alat musik elektronik “synthesizer” yang saat itu terbilang modern bagi industri musik saat itu yang sedang populer dengan musik Melayu-nya.
Pada 1991, lagu “Yogyakarta” memenangi tiga kategori penghargaan yaitu “Lagu Terbaik”, “Aransemen Terbaik”, dan “Pop Tekno Terbaik” dalam ajang apresiasi karya musik bergengsi “BASF Awards” yang diadakan oleh produsen pita kaset Badischen Anilin- & Soda-Fabrik (BASF).
Katon sempat berkontemplasi mengenai pemilihan lirik “suasana Jogja” atau “suasana kota” saat proses rekaman lagu itu, menurut penuturan penabuh drum KLa Project 1988-1993 Ari Burhani dalam video berjudul “Cerita di Balik Lagu Yogyakarta KLa Project” di kanal Youtube JOGJA TV, (4/6/2023), yang diakses di Jakarta, Jumat.
Tapi Katon memutuskan untuk memilih “Jogja” alih-alih “kota” pada akhirnya, yang monumental hingga saat ini. Lirik lagu “Yogyakarta” menceritakan upaya meredakan kerinduan terhadap seseorang yang telah tiada dengan mengunjungi kota Jogja.
Lirik lagu “Yogyakarta” sebagai berikut:
Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu…
Walau kini kau t’lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s’lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024