Belum saatnya bagi Chelsea untuk berkoar menjadi juara Premier League. Setidaknya setelah duel di Anfield, Liverpool, Rabu dini hari kemarin WIB (1/2). Sebab, di Anfield, klub berjuluk The Blues tersebut kehilangan poin penuhnya untuk kali kedua sejak 2017. Chelsea ditahan Liverpool 1-1 (0-1).
Unggul sejak menit ke-24 melalui tendangan bebas David Luiz, ambisi Chelsea jadi klub lima besar pertama yang berpesta di Anfield sejak 17 Januari tahun lalu pun musnah ketika Liverpool bisa memecah kebuntuan dari sundulan Georginio Wijnaldum setelah memanfaatkan assists James Milner menit ke-57.
Satu poin memang tidak mengubah posisi The Blues – julukan Chelsea – sebagai pemegang di posisi puncak klasemen sementara Premier League.
Hanya, Chelsea melepas peluang mencatat selisih lebih dari sepuluh poin dari klub-klub rivalnya. Hingga kemarin WIB (1/2), sembilan poin gap mereka dengan Tottenham Hotspur di peringkat kedua.
Chelsea tertolong dari hasil-hasil big four lainnya. Selain Spurs yang ditahan Sunderland tanpa gol, Arsenal secara mengejutkan ditumbangkan 1-2 atas Watford di Emirates, London.
“Hal terpenting dari malam ini adalah, lihatlah pada diri sendiri. Bukan melihat ke (tim) yang lainnya. Fokus saja pada diri sendiri,” ucap pelatih Chelsea Antonio Conte dikutip ESPN.
Tactician berkebangsaan Italia itu mengakui, jalan Chelsea untuk membuka jalur juaranya pada musim ini masihlah panjang. Bukan di Anfield ataupun seketika dapat ditentukan dari laga di Stamford Bridge – kandangnya – akhir pekan ini WIB (4/2).
Tepatnya di saat Gary Cahill dkk menjamu Arsenal. “Masih ada 15 laga tersisa, masih ada 45 poin yang masih bisa dikejar,” jawab Conte ketika disinggung soal kans juara Chelsea.
“Penting bagi kami mendapat hasil imbang menghadapi klub yang sehebat ini (Liverpool). Kini, kami harus kembali fokus ke laga melawan Arsenal. Tetapi, kami harus berbahagia dengan hasil ini dan dengan performa tim di hari ini (kemarin, Red). Karena, bertandang ke Liverpool itu tidak akan mudah bagi siapapun, termasuk kami,” lanjutnya.
Setidaknya, ada pelajaran penting agar tetap bisa menjaga jalan juara ini dari Anfield. Pelajaran itu adalah bagaimana menghadapi klub dengan pressing tinggi seperti Liverpool ini.
Walaupun sempat unggul, Chelsea harus berupaya keras mengatasi pressing-pressing Jordan Henderson dkk. Penguasaan bola menunjukkan tuan rumah dominan sampai 62 persen.
Memang, tak selamanya klub terbaik adalah klub yang memenangi penguasaan bola. Faktanya, Chelsea bukan klub yang mengandalkan penguasaan bola.
Rata-rata penguasaan bolanya musim ini di Premier League 53,6 persen. Konsentrasi saat mendapat serangan jadi perhatian utama. Untuk kali ini, posisi Victor Moses di sayap kanan yang dieksploitasi Liverpool.
Terutama begitu mendapat bola-bola lambung. Faktanya, Chelsea kerap kebobolan dengan cara ini. Gol Spurs beberapa waktu lalu juga melewati pertahanan Chelsea dari umpan lambung.
Moses saat Hendo – sapaan Henderson – melihat James Milner naik tidak melakukan marking. Sehingga, dari situ Milner meneruskan heading-nya ke Wijnaldum untuk menjadi gol penyama.
Seharusnya, Chelsea bisa menyamakan kedudukan menit ke-77 setelah mendapat hadiah penalti dari wasit Mark Clattenburg. Penalti itu diberikan setelah Joel Matip dinyatakan melanggar Costa.
Nah, sialnya penalti itu gagal dituntaskan Costa. Tembakan Costa yang mengarah ke sisi kanan gawang bisa dibaca Simon Mignolet. Dia menjatuhkan diri tepat ke arah bola.
Juergen Klopp – pelatih Liverpool – secara terpisah belum menyerah meski kini Liverpool telah terpaut sepuluh poin dari Chelsea. Begitu pun dengan lawan-lawan yang masih mungkin mengganjal di dalam lajunya mengejar Chelsea. Satu bulan ke depan saja, Liverpool sudah ditunggu Spurs (12/2), dan Arsenal (5/3).
“Tidak setiap kekalahan itu mempunyai makna yang buruk. Tim ini masih mampu bersaing. Jadi, berikan segala yang terbaik, sehingga ketika akhir musim nanti kami bisa melihat bagaimana hasilnya. Kami masih ada peluang mengakhiri musim dengan indah,” beber Kloppo, sapaan akrab Klopp.
Klopp menurunkan Sadio Mane sejak menit ke-75 menggantikan Philippe Coutinho. Sayangnya Mane belum bisa langsung memberi kontribusi gol. Hanya, masuknya Mane sedikit membuat serangan Liverpool lebih deras.
Mane hanya membuat sepuluh kali sentuhan bola dan tidak sekalipun menembak ke gawang Thibaut Courtois. Dengan kondisi saat ini, menurut Klopp, setidaknya posisi runner up klasemen akhir Premier League masih bisa dikejar. “Positif saja. Kami masih mampu untuk lolos ke Liga Champions musim depan,” koarnya. (*)
LOGIN untuk mengomentari.