Jakarta (ANTARA) – Sebagian warga di Jatinegara, Jakarta Timur mengeluhkan soal lubang kecil pada tembok pembatas perlintasan kereta yang seringkali digunakan untuk praktik prostitusi.
“Masih ada yang berbuat begitu, kaya prostitusi. Padahal temboknya sudah ditutup, tapi masih ada yang manjat atau bolongin tembok lagi,” kata salah seorang pedagang di sekitar Stasiun Jatinegara, Ahmad (39) di Stasiun Jatinegara, Kamis.
Ahmad menyebut, praktik prostitusi mulai berkurang semenjak tembok ditutup dan petugas sering melakukan patroli saat malam hingga dini hari.
Tembok pembatas tersebut telah ditutup menggunakan besi agar warga tidak lagi bisa masuk ke area rel kereta.
“Iya, masih ada, tapi memang tidak seperti dulu. Sekarang petugas sering patroli, dan sebagian tembok pembatas rel juga sudah ditutup,” ujar Ahmad.
Sebelumnya, tembok pembatas tersebut dijebol warga untuk jalur penyeberangan ilegal. Sejak tembok ditutup PT Kereta Api Indonesia (KAI), warga yang menyeberang rel secara ilegal semakin berkurang.
“Sekarang sudah jarang orang menyeberang, apalagi sering dijaga petugas keamanan stasiun. Sudah lama sih ditutup, saya lupa persisnya kapan,” ucap Ahmad.