in

Luka Kita

Bangunan dan kendaraan bekas terbakar usai aksi massa di Papua

Seorang warga Papua mengamati sejumlah bangunan dan kendaraan bekas terbakar saat aksi pada (29/8/2019). (Foto: Antara/Indrayadi TH).

Papua. Sungguh sedih membaca dan mendengar apa yang terjadi kepada saudara-saudara kita ini. Kekerasan, diskriminasi, makian, pandangan miring – yang tak seharusnya terjadi. Korban berjatuhan pasca kasus makian rasialis  di depan asrama Papua di Surabaya. Dan itu dua pekan lalu.

Pemerintah justru menambah pasukan TNI-Polri ke sana, katanya untuk mengamankan obyek vital. Tetap saja, tindakan ini bakal menambah tegang situasi. Belum lagi internet masih diblokir di sana. Dewan Pers  sudah memberi catatan: ini bisa menimbulkan kecurigaan di tengah masyarakat. Kita paham, maksud Kementerian Kominfo adalah mencegah penyebarluasan berita bohong. Tapi memutus akses informasi dan komunikasi juga mendorong isu konflik di Papua justru makin simpang siur. Dan reaksi masyarakat bisa jadi tak terduga.

Publik mesti bersuara keras, kita berhak tahu apa yang terjadi di sana. Papua adalah bagian dari kita. Ketika masyarakat Papua terluka akibat makian rasis, maka ini adalah luka kita. Komnas HAM segeralah datang ke sana dan mencari tahu betul apa yang terjadi di sana. Deretan kasus HAM yang sudah terjadi saja masih begitu panjang dan tak kunjung selesai. Jangan sampai ada PR kekerasan baru dari Bumi Cenderawasih.

Warga Papua tak boleh hidup di bawah diskriminasi, kekerasan dan dengan tekanan rasialis. Menyebut ‘NKRI harga mati’ rasanya jadi pilu kalau kita tak punya rasa kemanusiaan. 

What do you think?

Written by Julliana Elora

Favorit emas 400m putra tercecer gara-gara cedera

Siswa Bertambah, SPNF SKB Kekurangan Komputer 50 Unit