Kecemburuan adalah hal yang wajar dirasakan manusia. Cemburu merupakan bumbu penyedap cinta. Tanpa cemburu, maka cinta seakan-akan sebuah sayuran tanpa garam dan gula, sungguh hambar.
Rasa cemburu itu fungsinya sebagai penyeimbang. Mampu mengontrol segala bentuk perilaku menyimpang di dalam hubungan percintaan, misalnya perselingkuhan. Ya, istilah cemburu sesungguhnya sangat dekat dengan “selingkuh”. Seseorang bisa sangat cemburu karena kekasih hatinya selingkuh.
Tapi nggak selamanya cemburu berbuah manis. Banyak cowok yang dicemburui ceweknya, malah jadi ngomel-ngomel ngambek. Malah balik menekan ceweknya, katanya si cewek “terlalu over protektif dan over akting”. Ia akan bersikeras buat membantah bahwa dirinya selingkuh.
Bilangnya, “itu cuma perasaan Adek aja… Abangmu ini kan sibuk kerja… Mana ada waktu buat memikirkan hal lain, apalagi cewek lain. Adek jangan mengada-ngada deh…”
Tapi cewek nggak mudah percaya gitu aja. Perasaan cewek itu sensitif, dia bakal terus terperosok dalam kubungan prasangka. Sebab, memang ada yang berubah dari sikap cowoknya.
Masalahnya, kalau cowok memang sedang melakukan penyimpangan hubungan. Dia bakal memberikan tanda-tanda yang sangat jelas. Seperti jadi lebih pendiam dan sering melamun. Kadang-kadang ia tampak asyik sendiri dengan ponselnya. Atau malah jadi sering pulang malam dan mendadak ada meeting.
Bagaimana mau menuntut cewek nggak cemburu kalau cowoknya berubah gini? Perasaan cewek itu sensitif. Seolah punya radar dan sonar yang menancap di hati cowoknya. Jadi kalau cowoknya main hati ya dia bakal merasakan.
Kecemburuan juga disebabkan karena rasa takut kehilangan. Takut bilamana cowoknya pergi berpaling. Beberapa cewek pada akhirnya memilih diam aja. Walau dia tahu ada yang nggak beres, semacam sinyal-sinyal perselingkuhan. Tapi dia diam aja… Soalnya dia takut, kalau ditekan dan dituduh-tuduh tanpa bukti yang cukup. Justru si cowok bakal merasa terusik dan marah.
Kecemburuan cewek memang serba salah. Disatu sisi dia ingin menjaga hubungannya agar tetap langgeng. Di sisi lain, kecemburuan ini justru seolah menggesek-nggesekkan pecahan kaca pada benang yang rentan putus. Malah justru bikin benangnya seperti akan putus beneran.
Cewek dilema. Bingung, apakah lebih baik memberontak sekali, tapi kemudian hubungannya terselamatkan. Atau justru malah pemberontakan ini dimanfaatkan cowoknya untuk memutus hubungan dengan alasan “selalu dicurigai dan selalu dianggap salah”.
Itulah wajah kecemburuan… Sungguh menyakitkan memang. Jika sudah begini, sepertinya hanya Tuhan saja yang bisa menyelesaikan masalah. Biarlah kebenaran menunjukkan dirinya dengan cara yang paling damai. Bila memang kecemburuan ini benar, pastilah seorang perempuan bakal terselamatkan dari tangisan di kemudian hari.
