JAKARTA – Mabes Polri mengambil alih penyidikan terhadap kasus baku tembak antara laskar khusus pengawal Rizieq Shihab dengan polisi yang terjadi di Jalan Tol Jakarta-Cikampek pada Senin (7/1) dini hari.
“Saya pertegas lagi di sini, sekarang perkaranya diambil ke Mabes Polri,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus kepada wartawan di Polda Metro Jaya, Rabu (9/12).
Yusri mengatakan Mabes Polri mengambil alih, karena baku tembak tersebut terjadi di wilayah hukum Polda Jawa Barat, sehingga penyidikan dilanjutkan oleh Mabes Polri.
“Karena memang lotus de licti-nya (tempat kejadian perkara) ada di daerah Karawang wilayah hukum Polda Jabar sehingga penanganannya dialihkan ke Mabes Polri,” tambahnya.
Polda Metro Jaya menembak mati enam pengawal Rizieq Shihab lantaran melakukan penyerangan dengan senjata api terhadap petugas yang tengah melakukan penyelidikan terhadap isu pengerahan massa.
“Terhadap kelompok MRS yang melakukan penyerangan kepada anggota dilakukan tindakan tegas dan meninggal dunia sebanyak enam orang,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran.
Fadil menjelaskan kejadian itu terjadi pada Senin dini hari sekitar pukul 00.30 WIB di Jalan Tol Jakarta- Cikampek KM50.
Kejadian berawal saat petugas menyelidiki informasi soal pengerahan massa saat dilakukan pemeriksaan terhadap Rizieq di Mapolda Metro Jaya.
“Ketika anggota Polda Metro Jaya mengikuti kendaraan yang diduga adalah pengikut MRS, kendaraan petugas dipepet kemudian diserang dengan menggunakan senjata api dan senjata tajam,” katanya.
Fadil mengatakan ada 10 orang yang melakukan penyerangan, namun setelah enam rekannya ambruk, empat orang melarikan diri.
Tidak ada korban jiwa maupun luka dari pihak kepolisian, hanya ada kerugian materi dari sebuah kendaraan rusak karena dipepet serta terkena tembakan dari kelompok yang melakukan penyerangan.
Penjelasan Rizieq
Sementara itu, pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengatakan, tak mengetahui dan menyangka bahwa mobil yang membuntuti mobil mereka pada Senin (7/12) dini hari di Jalan Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50 adalah milik kepolisian.
“Pada saat kejadian, pada saat kejadian, kami tidak pernah suuzan, kami tidak pernah menuduh, bahkan dalam keterangan pers DPP FPI masih dicantumkan orang tak dikenal. Karena kami tidak berani menuduh siapapun tanpa bukti, tidak pernah menuduh siapapun tanpa saksi,” ujar Rizieq dalam rekaman suaranya.
Rizieq mengatakan saat pengejaran itu berlangsung, laskar pengawal hanya berupaya melindungi mobil Rizieq Shihab dan keluarga dari kejaran sejumlah mobil tersebut.
Dia mengatakan dia dan keluarga dilindungi laskar dalam perjalanan itu karena membawa serta anak kecil dalam mobil.
“Ada tiga masih bayi, masih minum air susu ibu. Dan masih ada saudara yang di bawah tiga tahun, ada yang di bawah empat tahun. Jadi benar, ya, kami sekeluarga, semua,” kata Rizieq.
Rizieq mengatakan para laskar tersebut bertugas untuk mengawal dirinya dan keluarga, bukan ingin mengganggu pihak manapun. “Mereka (laskar FPI) tidak mencelakai siapapun,” kata Rizieq.
Rizieq baru mengetahui bahwa para pengejar itu dari kepolisian ketika Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran membuat konferensi pers terkait peristiwa di Tol Japek tersebut.
“Ternyata mereka yang semula kami kira penjahat yang ingin mencelakai kami, ternyata adalah bagian dari penyelidik Polda Metro Jaya. Bukan kami yang menuduh, tapi mereka yang mengaku,” kata.
Sementara itu, penyidik kepolisian kini tengah mengusut penyebaran hoaks yang mencatut nama Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran dan media daring detik.com.
“Beredar di media sosial bahwa ada salah satu media yang menuliskan tentang viral hacker yang membocorkan percakapan Pak Kapolda Metro Jaya medianya adalah media detik.com, ini saya jelaskan bahwa ini adalah berita tidak benar,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.
Yusri pun mengatakan pihaknya sudah mengonfirmasi kepada redaksi detik.com dan pihak detik.com menyampaikan pihaknya tidak pernah membuat berita tersebut.
n jon/Ant/P-5