PADEK.CO–Maestro Adat dan Budaya Minangkabau, Angku Yus Dt Parpatiah menyentil sekaligus mengajak seluruh unsur stakeholder terkait untuk bersama-sama peduli terhadap peningkatan pariwisata dan budaya yang ada di salingka Danau Maninjau, khususnya di Sungai Batang.
“Alam Maninjau tidak kalah dari tempat wisata lain. Banyak wisatawan ke Maninjau hanya melihat museum saja. Sedangkan untuk hal lainnya seperti oleh-oleh dibeli dari Bukittinggi, makan-minum di daerah lain, penginapan dan melihat pemandangan Maninjau cukup dari Matur saja dan lain sebagainya,” ucap Angku Yus.
Angku Yus Dt Parpatiah menyampaikan keprihatinannya itu pada seminar Kajian Koleksi Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka, yang dilaksanakan di Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Selasa (14/11).
Kegiatan Disdikbud Agam itu diikuti 75 orang peserta dari berbagai kalanga di antaranya OPD, Camat, Wali Nagari, juru pelihara cagar budaya se-Kabupaten Agam, guru penggerak SD dan SMP, kaum Buya Hamka serta komunitas.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Agam, Drs Isra MPd mengatakan seminar ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan koleksi Museum Kelahiran Buya Hamka sebagai sarana dan edukasi masyarakat.
“Kemudian bagaimana ke depan museum semakin dikenal bagi masyarakat luas dan penunjang pariwisata di Agam baik secara nasional maupun mancanegara,” ujarnya.
Kegiatan ini juga melibatkan guru penggerak yang akan membawa siswa pelajar ke museum.
“Melalui guru penggerak, kita estafetkan kepada anak-anak kita untuk dapat mengunjungi dan mempelajari tokoh pahlawan nasional Buya Hamka,” tambahnya.
Ia juga menambahkan seminar ini juga salah satu upaya menggerakkan cinta museum, melengkapi, meningkatkan dan menata koleksi museum.
“Koleksi kita masih 86 dengan tipe museum masih C. Jika sudah di atas 100, kita akan usulkan naik tipe B dan dapat meningkatkan jumlah kunjungan di museum kelahiran Buya Hamka,” tegasnya.
Rawat Koleksi dari Rayap
Pemateri Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Wilayah III Sumbar, Rismadona mengungkapkan pentingnya merawat koleksi dan pengamanan cagar budaya dari kerusakan.
“Hal ini penting untuk mempertahankan koleksi yang ada, oleh karena itu perlu dilakukan pengamanan cagar budaya dari kerusakan yang disebabkan oleh manusia juga dari hama seperti rayap,” tambahnya.
Rismadona berharap sinergi antara BPK serta Pemerintah Kabupaten Agam dalam memperkenalkan museum terus berlanjut dan dilakukan secara mandiri.
“Event yang dilakukan oleh BPK Wilayah III Sumbar seperti Festdama tentu dapat meningkatkan kunjungan, oleh karena itu perlu kolaborasi Pemkab dengan BPK dalam sebuah event besar untuk mengenalkan museum kelahiran Buya Hamka kepada masyarakat luas,” tutupnya.(*)