Sejak masa kampanye hingga memenangkan pemilihan umum Amerika Serikat 2016, Donald Trump selalu menyita perhatian publik. Majalah TIME pun menobatkan Trump sebagai Sosok Tahun Ini atau Person of The Year. “Sulit mengukur besarnya skala gangguan (yang disebabkan oleh) dia,” tulis majalah TIME dalam pernyataan resminya, sebagaimana dikutip Reuters, Rabu (7/12).
TIME mengakui, Trump kerap melontarkan pernyataan yang kontroversial selama masa kampanye, terutama untuk menyerang rivalnya dalam pemilu, Hillary Clinton. “Bagi mereka yang merasa yakin semuanya itu demi perbaikan, kemenangan Trump merepresentasikan teguran terhadap kelas pemerintahan yang arogan,” tulis TIME.
Namun, TIME juga mengakui bahwa kemenangan Trump merupakan pukulan besar bagi pihak yang selama ini mengecam sang taipan real estate tersebut. “Bagi mereka yang melihatnya sebagai kemunduran, kehancuran akan meluas hingga ke norma-norma kesantunan, politik yang diracuni oleh aliran keji dari rasisme, seksisme, dan nativisme,” tulis TIME.
Trump sendiri merasa sangat terhormat bisa dinobatkan sebagai Person of The Year. Namun, Trump tak terima dengan penggambaran dirinya sebagai “Presiden Amerika Serikat yang terbelah.” “Saya tidak memecah belah mereka. Mereka terbelah sekarang, kami akan menyatukan mereka kembali. Saya rasa, pemakaian kata ‘terbelah’ terlalu tajam,” katanya.
Selama ini, TIME memberikan titel Person of The Year kepada sosok yang membawa dampak besar pada dunia, bisa jadi baik atau bahkan buruk. Presiden Barack Obama pernah dinyatakan sebagai Person of The Year sebanyak dua kali, yaitu pada 2008 dan 2012. Sebelumnya, titel Person of The Year juga pernah diberikan kepada sosok dari berbagai latar belakang, mulai dari Mahatma Gandhi, Adolf Hitler, hingga Joseph Stalin.
LOGIN untuk mengomentari.