Indonesia harus berupaya meningkatkan kerja sama dengan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan. Dalam rapat terbatas mengenai hal tersebut di Kantor Presiden, Jakarta, Presiden Joko Widodo melihat adanya peluang percepatan pembangunan kawasan timur di Indonesia melalui kerja sama tersebut.
“Saya lihat peluangnya sangat besar dan sekaligus menjadi koridor percepatan kawasan timur Indonesia. Kuncinya adalah mempererat konektivitas baik konektivitas budaya dan ekonomi yang tentu saja harus didukung oleh kelancaran konektivitas sistem transportasi kita dengan negara-negara kawasan Pasifik Selatan,” ujar Presiden pada Jumat, 4 Mei 2018.
Presiden berpandangan, dengan letak geografis Indonesia yang berdekatan dengan kawasan Pasifik Selatan, sudah selayaknya bagi Indonesia untuk membentuk haluan politik luar negeri serta menjalankan diplomasi politik dan ekonomi untuk kepentingan nasional di kawasan tersebut.
“Untuk masuk ke negara-negara di sekitar Samudra Hindia, kita juga sudah memiliki forum kerja sama melalui IORA. Dan untuk negara-negara di kawasan Samudra Pasifik, kita perlu terobosan untuk menggalang kerja sama yang lebih konkret terutama kerja sama dengan negara-negara di kawasan Pasifik Selatan yang secara geografis dekat dengan negara kita,” ucapnya.
Presiden meyakini bahwa negara-negara seperti Nauru, Vanuatu, Palau, Fiji, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Samoa, dan Tonga sangat terbuka untuk bekerja sama dengan Indonesia. Selain itu, penjajakan peningkatan kerja sama ini juga dapat dimanfaatkan untuk membuka pasar-pasar baru bagi ekspor Indonesia.
“Sering saya sampaikan, kita harus mulai masuk ke pasar-pasar negara nontradisional, termasuk negara-negara kawasan Pasifik selatan ini, untuk menawarkan produk-produk unggulan industri manufaktur kita, termasuk industri kelautan, perikanan dan industri jasa kita. Serta di bidang konstruksi, informatika, dan telekomunikasi,” tandasnya.