Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy menyebutkan sejauh ini penggunaan energi baru terbarukan (EBT) sudah mencapai angka 28-30 persen. Angka tersebut sudah melebihi target yang ditetapkan hingga tahun 2025.
Hal ini disampaikannya saat menghadiri Musyawarah Daerah Wilayah II Pengurusan MKI Sumbar dan Seminar Nasional Ekosistem Kendaraan Listrik tahun 2023 di Hotel Kyriad Bumiminang, Kamis (9/3).
Katanya Sumbar terus bersiap dan berupaya dalam pembangunan ekosistem listrik di daerah tersebut. Sebab, jika dibandingkan dengan Pulau Jawa, Sumbar memang jauh ketinggalan. Apalagi saat ini di Sumbar baru terdapat 3 daerah yang memiliki suporting charging station yaitu Padang, Payakumbuh, dan Kota Solok.
“Ke depannya perlu ditambahkan lagi, sesuai arahan presiden juga salah satunya mobil listrik, tapi ya pelan-pelan kita support pelan-pelan supaya populasi. Kemarin juga ada motor listrik, sepeda listrik, tujuan salah satunya zero mission, terus juga mengurangi polusi dan sebagainya, ramah lingkungan, pelopor. Memang perlahan kita kejar disitu untuk melengkapi ekosistemnya,” paparnya.
Selain itu, ia juga membahas terkait pembangunan tenaga surya di Singkarak. Dimana hal ini menjadi salah satu target pemerintah dalam memaksimalkan penggunaan energi baru dan terbarukan. “Yang mana saat ini Sumbar menjadi salah satu provinsi tingkat nasional dengan penggunaan EBT yang tinggi sekitar 27-30 persen,” lanjutnya.
Padahal di tahun 2025 target penggunaan EBT hanya pada angka 24,5 persen, sementara Sumbar sudah melebihi angka tersebut. “Pembangkit pembangkitnya dari matahari, air, bioternal, itu contohnya PT Suprim di Muara Labuh Solok Selatan. Sehingga Sumbar termasuk yang memanfaatkan EBT cukup, dan potensi masih sangat besar,” tutupnya.
Senada dengan itu, Insannul Kamil selaku Ketua Umum MKI Sumatera Barat, yang hadir pada acara tersebut menjelaskan melalui Musyawarah Wilayah II ketenaga listrik Sumatera Barat dimana kegiatan Musyawarah ini di rangkai dengan seminar nasional tentang hal yang menjadi sangat super prioritas bagi negara pada hari ini yaitu bagaimana Indonesia membangun ekosistem kendaraan listrik.
“Ekosistem kendaraan listrik menjadi PR kita bersama dan PR bangsa sehingga kontribusi yang dapat kita berikan sebagian masyarakat ketenaga listrikan Sumatera Barat yang tidak terlepas dengan isu isu seperti isu global,” tuturnya
Karena itu, MKI Sumatera Barat ingin berkontribusi dalam hal-hal pokok pikiran sehingga kelihatan partisipasi dalam upaya pemerintahan Indonesia untuk menjaga komitmen terhadap net ziro emission dan itu menjadi point dasar dari pemilihan tema seminar nasional ekosistem kendaraan listrik tersebut.
Ia juga menjelaskan poin pentingnya adalah partisipasi MKI Sumatera Barat menjadi bagian dari perubahan, perubahan yang terjadi sangat pasif di global pada hari ini isu yang berkaitan dengan perubahan iklim, isu yang berkaitan dengan net ziro emission 2060, isu yang berkaitan dengan transformasi dari kendaraan konfensional yang berbasis bahan bakar fosil kepada kendaraan yang berbasis listrik.
Menurutnya, perubahan ini harus kita hadapi 2 saja pilihannya menjadi bagian dari perubahan atau menjadi korban dari perubahan dan kita harus siap untuk menjadi bagian dari perubahan tersebut. (cr4/cr11)