Jakarta (ANTARA) – Tengah sibuk memproduseri sebuah pertunjukan teater kolosal, aktor Marcella Zalianty mengaku pekerjaan itu lebih sulit dari pada memproduksi sebuah film layar lebar.
Marcella Zalianty saat ditemui di sela latihan di GOR Mabes TNI AL, Cilangkap, Jakarta, Timur, Selasa, mengatakan memproduksi sebuah pertunjukan teater jauh berbeda dengan memproduksi sebuah film. Selain ditampilkan secara langsung di hadapan penonton, pertunjukan teater melibatkan banyak pemain dari berbagai latar dan keahlian.
“Pemeran teater itu butuh fokus yang luar biasa karena ditampilkan secara langsung tanpa ada pengulangan, lebih dari film menurutku. Dari segi memproduksi juga banyak sekali hal yang perlu diperhatikan, enggak hanya soal kreatif dan teknis, tapi, ini melibatkan tim yang begitu besar, bagaimana energi kita bisa bersatu,” ujar Marcella Zalianty.
Di bawah naungan rumah produksi miliknya Keana Film, Marcella Zalianty kini tengah menggarap pertunjukan teater “Jalasena Laksamana Malahayati” yang mengangkat kisah perjuangan Laksamana perempuan pertama di dunia asal Aceh, Malahayati, pada masa perang melawan Portugis dan invasi armada Belanda.
Wanita kelahiran 7 Maret 1980 itu tidak hanya memproduseri pertunjukan teater tersebut, namun, juga mengamankan posisi sebagai pemeran utama, yakni Laksamana Malahayati.
“Lebih susah berakting di atas panggung, film juga susah, tapi lebih karena hidup matinya teater itu tidak ada pengulangan, live di atas panggung, jadi intensitas ketegangannya itu lebih tinggi,” kata Marcella.
Marcella tak main-main dalam peranannya kali ini, selain telah berlatih dengan 62 pemain lainnya selama dua bulan, dia mengaku telah melakukan riset mengenai sosok Malahayati selama lebih dari dua tahun.
Upaya itu dilakukannya, selain karena ketertarikan akan kisah sosok yang begitu berjasa dan dihormati, adalah untuk menjiwai karakter yang akan dia bawakan tersebut.
“Dengan mempelajari sosoknya, membantu masuk ke jiwa, jadi, mau tidak mau aku lebih menghayati kisah perjalanan Malahayati. Saya ketika membaca naskah untuk pertama kalinya, wah, menangis, sih, karena seperti bisa merasakan apa yang diperjuangkan,” Marcella menjelaskan
Tidak hanya itu, Marcella juga dituntut untuk mampu berdialog dengan logat Aceh hingga memperagakan ilmu bela diri silat. Bahkan, dia sempat harus dilarikan ke rumah sakit pasca mengalami insiden saat berlatih.
Insiden itu terjadi saat adegan pertarungan satu lawan satu antara Laksamana Malahayati dengan Cornelis de Houtman yang diperankan oleh Willem Bevers. Ketika replika pedang tengah diayunkan oleh Willem, tanpa sengaja mengenai tepat sisi dahi kiri dari Marcella Zalianty dan menyebabkan luka sobek.
Marcella pun sempat ditangani secara medis serta mendapatkan lima jahitan di dahinya.
Pementasan teater kolosal “Jalasena Laksamana Malahayati” akan disuguhkan untuk umum pada 9 September 2023, di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat. Pementasan itu juga turut dimeriahkan oleh sejumlah nama besar lainnya dalam dunia seni pertunjukan kolosal seperti Hartati (penata gerak dan tari), Toto Arto (pengelola produksi), Nya Ina Raseuki atau Ubiet (pelantun lament), Retno Damayanti (perancang kostum), Sari Madjid (associate producer), Indra Perkasa (penata musik), Arswendi Bening (pemeran Sultan Alauddin Riayat Syah al-Mukammil), Aulia Sarah (pemeran Cut Limpah), serta Cut Mini (pemeran ibu Malahayati).
Baca juga: Kisah Laksamana Malahayati dari Aceh diangkat jadi pertunjukan teater
Baca juga: Marcella Zalianty menilai perlunya standarisasi aktor melalui sekolah film
Baca juga: Sederet musisi siapkan pentas “Sabang Merauke Pahlawan Nusantara”
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Natisha Andarningtyas
COPYRIGHT © ANTARA 2023