in

Mari Kita Membuka Mata Mengenai Realita Wanita Tuna Susila di Masyarakat

Berbicara mengenai prostitusi tentu tidak ada habisnya sampai akhir zaman kelak, kenapa? Karena kegiatan prostitusi sudah lebih dulu eksis dari zaman dahulu kala sampai zaman modern tiba. Dampak ini bukan hanya dirasakan di negara luar, negara kita Indonesia juga merasakan dampaknya sampai membuat program dari pemerintah tentang ‘membersihkan’ kegiatan prostitusi menjadi isapan jempol belaka.

Bukan maksudnya menghina pemerintah tapi kalau kita melihat fakta ternyata orang-orang hebat zaman dahulu juga gagal dalam menghapus prostitusi dari muka bumi.  Jadi kali ini kami akan mengungkap ekstistensi keberadaan wanita tunasusila bukan menolak atau mendukung prostitusi tapi mengungkap fakta dari kejadian ini.

Sebelum Ada Sistem Barter dan Uang Ternyata Prostutitusi Lebih Dahulu Ada dan Menjadi Transaksi Tertua Didunia

Dikutip dari Nationalgeographic bukti sahih bahwwa prostitusi sudah ada sejak peradaban manusia dapat dilihat dari naskah Alkitab. Sejarah juga mengakatan Raja Salomo memiliki 700 istri dan 300-an gundik, sementara tentara Israel juga memiliki banyak istri dan selir. Selain itu kutipan dari Slatecom, antropolog dan Universitas Chicago, Don Kullick mengungkapkan hal yang sama, sedangkan kalau dianggap sebagai profesi tertua belum ada kebenaran yang pasti mengenai hal ini.

Akibat Perang Dunia Sebagian Orang Mengalami Impitan Finansial Sehingga Membuat Prostitusi Menyebar Luas Dimana-mana

Dari kecil hingga dewasa tidak ada satupun perempuan didunia ini berminat menekuni dunia prostitusi gila ini, hanya satu alasan pasti yang membuat dia seperti ini yaitu “Himpitan ekonomi” yang semakin sulit dilawan. Memang terkesan klise bila menyebut ekonomi menjadi asalan satu-satunya, yah tapi mau bagaimana lagi setiap hari kebutuhan semakin meningkat ditambah skill juga tak punya. Permasalahan ekonomi bukanlah masalah sepele, butuh waktu satu dua hari bahkan ratusan tahun baru bisa untuk menyelesaikannya.

Dalam Prostitusi Prinsip Ekonominya Yaitu Selama Ada Permintaan Disitu Ada Penawaran

Dulu masalah perang membuat wanita sering menjadikanya asalan utama seorang wanita memilih pekerjaan ini demi menutupi impitan ekonomi, tapi anehnya meski perang telah usai profesi ini tetap tumbuh dan berkembang di masyarakat. Tidak salah kalau kita mereprentasikan prostitusi dengan prinsip ekonomi, sebab sudah tidak dipungikiri lagi masih banyak kamu Adam diluar sana yang masih membutuhkan jasa pelayanan seksual. Walau sudah dilarang bisnis ini tidak benar-benar hilang lho! Karena selagi ada permintaan disana ada penwaran.

Baca Juga: Fakta Tentang Voodoo yang Salah Diartikan Oleh Masyarakat

Menghapuskan Wisata Birahi Sangatlah Mustahil. Relokasi Lokasi Lebih Terlihat Sebagai Solusi

Tentu kita masih ingat hal yang diwacanakan pemerintah DKI Jakarta beberapa waktu lalu berencana memindahkan tempat prostitusi ke Kepulauan Seribu. Bukan hanya di Indonesia, kasus nyata juga ada di Timur Tengah Bahrain dan Uni Emirat Arab yang membangun tempat khusus wisata malam. Jadi apakah menurut kalian wisata ini lebih baik dibasmi atau diberi solusi mengingat mereka juga manusia yang perlu penghasilan demi memenuhi kebutuhan hidup?.

What do you think?

Written by virgo

Kinerja Presiden Jokowi Terbaik di Asia

Sibinuang Renggut Nyawa Pensiunan Dosen UNP