in

Masyarakat Diimbau Lakukan Substitusi Produk Impor ke Lokal

JAKARTA – Masyarakat dia­jak mulai melakukan subsitusi produk-produk luar dengan produk dalam negeri untuk membantu meningkatkan kon­sumsi domestik dalam rangka mencegah resesi ekonomi aki­bat pandemi Covid-19.

Staf ahli Menteri Keuangan, Yustinus Prastowo di Jakarta, Jumat (4/9) mengatakan sub­stitusi barang impor itu bisa di­mulai dengan mengidentifikasi kebutuhan sehari-hari terutama barang-barang konsumsi seper­ti pakaian dan buah-buahan.

Momentum melakukan sub­stitusi produk-produk luar ka­rena kebutuhan masyarakat ter­nyata tersedia juga dan dapat digantikan oleh produk-pro­duk dalam negeri di pasar do­mestik.

“Selain itu kita juga bisa berperan serta dengan cara mengelola atau membuat prio­ritas belanja, karena selama pandemi ini terdapat bebe­rapa kebutuhan yang sudah tidak relevan lagi kemudian banyaknya kebutuhan akan produk-produk kesehatan yang menjadi prioritas di masa Co­vid-19,” kata Yustinus.

Publik juga perlu memasti­kan agar daya belinya merata, masyarakat perlu saling mem­bantu dan melaporkan agar yang belum menerima bansos bisa segera menerimanya. De­ngan demikian, masyarakat yang menerima bansos bisa ikut juga berperan dalam me­ningkatkan konsumsi dalam negeri di masa Covid-19.

“Belanja masyarakat ini akan membantu pemerin­tah dalam rangka memulih­kan perekonomian nasional, karena itu publik bisa mem­fokuskan pada belanja kebutu­han-kebutuhan yang menjadi prioritas dan produk-produk buatan dalam negeri. Salah satu caranya dengan mencari informasi,” katanya.

Di samping itu masyarakat juga harus mulai berpikir untuk menggunakan uang secara bijak berdasarkan prioritas belanja, dan tidak perlu khawatir bahwa apa yang dibelanjakan tersebut bukanlah hal yang sia-sia.

Kehadiran bansos dan ber­bagai bantuan lainnya dari pe­merintah di masa pandemi ini merupakan upaya pemerintah untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dengan mengonsum­si produk-produk dalam negeri.

Pemerintah pun tambah Yustinus perlu mengidentifika­si masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 baik itu dari kelompok masyarakat rentan, bawah maupun pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Kemudian melakukan evalu­asi sejauh mana bansos dan bantuan-bantuan lainnya telah tepat sasaran dan cepat dite­rima, sehingga bisa dilakukan perbaikan-perbaikan.

Pemburu Rente

Ekonom Senior, Enny Sri Hartati dalam keterangan ter­tulis di Jakarta, Jumat (4/9) seperti dikutip dari Antara meminta Kementerian Koor­dinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dan Kementeri­an Perindustrian turun tangan mencegah impor baja ilegal berkualitas rendah yang me­rugikan industri baja nasional.

“Kebijakan pemerintah membuka keran impor baja, justru dimanfaatkan oleh pemburu rente untuk mencari keun­tungan dengan mendatangkan baja murah yang merugikan industri nasional,” kata Enny.

Belakangan produk baja im­por yang dilabeli standar nasio­nal Indonesia (SNI) marak ber­edar yang ditengarai dilakukan oleh pengusaha baja dalam ne­geri. Baja dengan kualitas yang buruk mudah masuk melalui kawasan berikat di Indonesia karena pengawasan yang lemah. uyo/E-9

What do you think?

Written by Julliana Elora

Polda Sumsel Bakal Gelar Operasi “Mang Pedeka Peduli Kamtibmas Musi 2020”

Segera Atasi Pemborosan Pangan yang Rugikan Petani