Sudah hampir dua minggu, belum jelas juga siapa yang menyerang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi, Novel Baswedan.
11 April pagi itu, Novel pulang shalat Subuh, lalu dua orang berkendara motor dan menyiramkan cairan asam ke wajah Novel. Novel langsung dilarikan ke rumah sakit, sementara Polisi bentuk tim khusus untuk tangani kasus. Selagi Novel dirujuk ke Singapura untuk mendapatkan perawatan mata, polisi memeriksa sejumlah saksi mata dan memeriksa rekaman CCTV. Sampai saat ini, belum ada bukti terang dari kasus penyerangan terhadap Novel.
Desakan sekarang mengarah ke pembentukan tim khusus untuk mencari fakta seputar kasus penyerangan Novel. Seperti dulu negara membentuk Tim Pencari Fakta untuk mengungkap misteri kematian aktivis HAM, Munir – meski sampai sekarang, pembunuhnya tak jelas juga.
Penyerangan terhadap Novel harus dipandang sebagai pelemahan terhadap fungsi KPK. Novel saat ini tengah menangani kasus mega korupsi e-KTP dan pernah beberapa kali menerima terror selama penyelidikan. LSM antikorupsi Indonesian Corruption Watch melihat, ada pola ancaman yang sama; muncul upaya pelemahan KPK saat KPK tangani kasus dengan nilai keuangan negara yang besar.
Karena itu Negara harus serius menangani kasus ini. KPK adalah satu dari sedikit institusi negara yang masih dipercaya publik untuk memberantas korupsi, memerangi pencuri uang rakyat. Negara wajib melindungi semua lini KPK supaya mereka bisa bekerja dengan baik dan negara tak terus digerogoti korupsi.
Presiden Joko Widodo perlu memberi perhatian penuh sekaligus memastikan proses penyidikan berjalan kredibel. Tanpa itu, maka nyawa mereka yang mengupayakan penegakan hukum dan keadilan bakal ada terancam, tanpa perlindungan.