in

Memborong Buku, Memotivasi Penulisnya

Oleh: Aqua Dwipayana
Penulis buku Best Seller The Power of Silaturahim, Rahasia Sukses Menjalin Komunikasi

Mereka yang selama ini produktif menulis buku perlu menambah pengetahuan, wawasan, dan ilmunya tentang memasarkan buku.

Jadi, tidak hanya ahli dalam menulis tapi juga jago menjualnya. Jika dua hal itu telah dimiliki maka lengkap ilmu dan pengalamannya.

Semuanya bisa dipelajari dan dilaksanakan asal melakukannya dengan rendah hati sehingga semua orang yang ditemui respek dan memberikan dukungan penuh pada bukunya. Aamiin ya robbal aalamiin…

Sampai sekarang saya masih sering mendengar curhat dan keluhan senada dari banyak penulis buku. Mereka menggebu-gebu saat menulis buku, namun jadi patah semangat ketika buku yang sudah dengan susah payah ditulisnya tidak laku. Akibatnya tidak termotivasi lagi untuk nulis buku berikutnya.

Sayang sekali kalau itu sampai terjadi. Potensi yang mereka miliki bakal terbuang percuma. Padahal dengan menulis buku, selain menyalurkan kemampuannya, mereka juga berbagi pengetahuan, wawasan, ilmu, dan pengalaman yang diyakini dibutuhkan banyak orang.

Berdasarkan pengalaman menulis belasan buku yang sebagian masuk kategori best seller dan super best seller, saya selalu menyarankan beberapa hal.

Tujuannya agar bukunya diterima pasar dan bermanfaat untuk banyak orang. Juga memberi semangat pada penulisnya.

Sukses Memasarkan Buku
Di bawah ini adalah hal-hal mendasar yang perlu dilakukan. Setiap orang yang menulis buku dapat melaksanakan dan membuktikan hasilnya. Dengam melakukannya secara konsisten insya Allah sukses memasarkan buku.

Pertama, topiknya harus menarik dan dibutuhkan banyak orang. Dengan begitu setiap orang yang melihatnya tertarik untuk membeli dan membacanya. Apalagi terkait langsung dengan kehidupan mereka sehari-hari.

Kedua, tampilan cover termasuk judul buku harus menarik. Itu merupakan etalase. Biasanya ketertarikan seseorang pada buku diawali dari melihat cover dan judulnya.

Ketiga, penulisannya menggunakan kalimat dan bahasa sederhana yang mudah dimengerti. Hindari istilah-istilah terutama yang teknis. Dengan begitu semua orang bisa membaca dan memahami bukunya.

Keempat, jangan tertalu tebal. Ini terkait erat dengan masih rendahnya budaya literasi bangsa kita dan daya beli masyarakat pada buku. Mereka yang tidak terbiasa membaca melihat buku yang tebal sudah ngga tertarik untuk membacanya. Apalagi jika harga bukunya dinilai mahal.

Selama ini yang saya lakukan untuk menyemangati teman-teman yang menulis buku salah satunya dengan membeli buku mereka dalam jumlah banyak. Memborongnya mulai dari puluhan hingga ratusan buku. Meski buat saya cukup satu eksemplar buku saja. Sisanya dibagi-bagikan.

Suka Membagikan dan Menerima Buku
Sejak dulu saya paling suka membagi-bagikan buku. Hal itu saya lakukan secara rutin termasuk saat sharing komunikasi dan motivasi di berbagai kota dan negara.

Kenapa begitu? Karena saya yakini bahwa isi buku yang dibagi-bagikan merupakan ilmu yang sangat bermanfaat. Itu sebagai investasi kebaikan pada banyak orang.

Umumnya mereka yang menerima buku merasa senang dan mengatakan ingin segera membacanya. Bahkan tidak jarang yang nggak dapat buku, mendekati saya untuk bisa memperolehnya.

Kalau masih ada sisa buku, biasanya saya berikan ke yang minta.

Sebaliknya selama ini saya paling senang mendapat hadiah buku, terutama dari penulisnya langsung.

Biasanya saya minta dituliskan pesan dan tanda tangan sebagai kenang-kenangan. Buku tersebut saya baca tuntas.

Kalau ada teman yang menawari oleh-oleh, saya selalu pesannya buku, bukan yang lain. Ini karena hobi saja membaca. Jadi untuk menyalurkan hobi baca.

Sejak puluhan tahun lalu sampai sekarang, saya berusaha setiap hari konsisten membaca rata-rata sekitar 6 jam. Dalam keseharian saya rasanya ada yang kurang kalau belum melaksanakan hobi tersebut.

Dengan rutin rajin membaca maka pengetahuan, wawasan, dan ilmunya jadi banyak. Salah satu keuntungannya, setiap komunikasi dengan siapa saja nyambung. Orang-orang yang diajak ngobrol senang dan betah.

Semua itu rezeki yang sangat berharga buat saya. Tidak dapat digantikan oleh materi beberapapun juga.

Saya selalu mengatakan dan membuktikan bahwa dengan rajin membaca, membuka pintu rezeki selebar-lebarnya. Semua orang yang diajak komunikasi senang, betah, dan kesannya positif sekali.

Umpan baliknya sangat saya rasakan. Komunikasinya nyambung dan akrab. Itu merupakan salah satu rezeki yang utama di samping yang lainnya.

Semoga ke depan semakin banyak penulis buku yang memiliki wawasan dan pengalaman memasarkan buku-bukunya sehingga laris manis dan best seller. Aamiin ya robbal aalamiin. (*)

The post Memborong Buku, Memotivasi Penulisnya appeared first on Padek.co.

What do you think?

Written by Julliana Elora

10.000 Bibit Ikan Ditebar, Wagub: Bisa jadi Stok Ikan Tangkapan

Ben Asril Terpilih Aklamasi Pimpin IKASMA2 Angkatan 1992