JAKARTA – Jumlah jemaah haji yang terlalu padat di dalam tenda Mina menjadi catatan protes yang akan disampaikan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, kepada pihak Muassasah Asia Tenggara dan Maktab. “Kita akan menyampaikan protes resmi kepada muassasah dan maktab, karena tidak sesuai harapan terkait tenda, khususnya di Mina,” tegas Menag dalam keterangan tertulisnya seusai meninjau Mina, akhir pekan lalu.
Lonjakan jemaah haji Indonesia dibanding tahun lalu sangat signifikan, atau bertambah 52.200 orang menjadi 2,1 juta orang. Namun sayangnya, kapasitas tenda di Mina tidak mengalami penambahan yang signifikan sehingga terjadi pemadatan jemaah. Akhirnya, panitia penyelenggara haji Indonesia terpaksa memajukan jadwal jemaah yang hotelnya berada di sekitar Jamarat untuk segera kembali ke penginapan setelah melontar jamrah.
Dengan demikian, tenda yang ada di Mina bisa dimanfaatkan jemaah haji yang lain. Sebagian besar jemaah haji Indonesia saat ini tengah berada di Mina untuk menjalani mabit (menginap). Bagi jemaah yang mengambil nafar awal (menginap di Mina dari 10–12 Zulhijah), mereka harus sudah keluar Mina pada 3 September sebelum terbenamnya matahari. Sementara bagi yang mengambil nafar tsani akan menambah satu hari menginap di Mina sehingga sampai 13 Zulhijah.
Lukman menyampaikan sampai dengan saat ini, jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci berjumlah 216 orang. “Data yang kami terima sampai sore hari tadi sebanyak 216 jemaah wafat, sebagian di Jeddah, Madinah, Mekah, dan Armina,” terang Lukman. Data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) menyebut, dari jumlah tersebut, dua jemaah wafat di Jeddah, 36 di Madinah, dan 124 di Mekah.
Selain itu, 16 jemaah wafat di Arafah dan 38 jemaah wafat di Mina. Menurut Menag, angka kematian tahun ini pada hari yang sama, sampai dengan masa puncak haji, lebih tinggi jika dibanding tahun lalu. Namun demikian, hal itu juga tidak terlepas dari meningkatnya jumlah jemaah haji Indonesia hingga 20 persen plus 10 ribu.
Kalau dalam empat tahun terakhir, kuota haji Indonesia hanya 166.800 seiring adanya pemotongan 20 persen. Kemudian, tahun ini kembali normal menjadi 211 ribu jemaah dan ada penambahan lagi sebesar 10 ribu jemaah. Di samping itu, lanjut Menag, jemaah haji lansia dan yang memiliki risiko tinggi (risti) tahun ini juga lebih besar. Ditambah lagi dengan suhu udara yang juga jauh lebih panas dari tahun lalu. cit/E-3