Palembang, BP
Menjelang kontestasi pemilihan Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sumsel masa bakti 2020-2024, Pengurus Provinsi (Pengprov) Cabang Olahraga (Cabor) pun menanti sosok Ketua Umum KONI Sumsel ideal yang menjadi pilihannya. Sehingga pada gilirannya mampu membawa akselerasi prestasi ke nasional yang belakangan kian terpuruk.
Benar saja, Pengprov Cabor sebagai pengurus cabang olahraga tentu memiliki permasalahan lebih kongkrit tentang kondisi pembinaan atlet di kabupaten/kota yang tentu membutuhkan formulasi dan konsep yang berbeda yang tentu bisa didukung oleh KONI Sumsel sebagai induk dari semua cabang olahraga atlet umum.
Dan belakanhan ini, santer terdengar beberapa insan olahraga yang dikabarkan akan membidik kursi pimpinan induk olahraga Sumsel tersebut.
Sebut saja beberapa nama seperti Ketua Umum KONI Palembang Ir Suparman Romans yang memiliki pengalaman membawa Palembang 11 kali juara umum Pekan Olahraga Provinsi (Porprov). Kemudian Hendri Zainuddin yang saat ini berjuang membawa kembali kejayaan SFC menuju liga 1 hingga Eddy Rianto dari Pengurus cabang olahraga HOKI yang juga dikabarkan ingin masuk bursa.
Sekretaris Umum Pengurus Provinsi Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Sumsel Mursili Tjik Aman S.Sos mengatakan bahwa Pekerjaan Rumah (PR) KONI Sumsel dalam waktu dekat sangatlah berat. Torehan mimpi buruk PON Jabar 2016 lalu dengan peringkat 21 nasional menjadi pukulan telak mengingat sarana prasarana yang mentereng.
“Jadi idealnya Ketua Umum KONI Sumsel haruslah loyal dan royal,”ujar Mursili, Selasa (21/8).
Pria yang juga pengurus harian KONI Musi Banyuasin ini menambahkan bahwa loyal diartikan paham secara lobby dan memiliki komunikasi yang baik dengan Pemerintah Daerah baik eksekutif maupun legislatif.
“Sedangkan royal adalah bahwa Ketua Umum KONI Sumsel mampu memback up kebutuhan pembinaan dan prestasi maupun kompetisi mana kala terkendalan anggaran. Mulai dari anggaran yang belum turun sampai kebutuhan darurat,”pungkasnya.
Sementara itu dikatakan, Sekretaris Umum Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Sumsel Darlis SH mengatakan bahwa sosok Ketua Umum KONI Sumsel juga harus paham dan mengerti tentang olahraga.
“Artinya berpengalaman dibidang olahraga. Pernah berkontribusi nyata dibidang olahraga. Biar paham kondisi pembinaan olahraga sampai ditingkatan Pengprov Cabor,”urai Darlis.
Menurut Darlis bahwa pembinaan dan prestasi atlet tak cukup hanya dengan latihan saja. Butuh kompetisi yang dilakukan secara berjenjang, dati tingkat daerah hingga provinsi. Jika benar-benar akan mencetak atlet andalan.
“Tidak bisa hanya latihan saja, ikutkan kompetisi. Adakan sirkuit secara berkesinambungan. Sehingga atlet di kabupaten/kota terus muncul dari potensial hingga senior,”urainya.
Selain itu Darlis juga tak menampik bahwa sosok Ketua Umum KONI Sumsel haruslah memiliki kemampuan finansial yang kuat guna memback up kebutuhan pembinaan prestasi jika ada kendala secara teknis.
Untuk diketahui, berdasarkan data Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) KONI Sumsel di multievent PON, tahun 2004 Sumsel berhasil meraih 30 emas 41 perak dan 40 perunggu duduk di posisi lima besar.
Tapi, tidak menjadi tuan rumah di tahun 2008 PON Kaltim, Sumsel langsung terpental dengan 12 emas 11 perak dan 17 perunggu menduduki posisi 14 besar. Selanjutnya, tahun 2012 PON Riau perolehan medali kian terpuruk dan hanya meraih 10 emas 14 perak dan 29 perunggu, meskipun posisi naik menjadi 13.
Kondisi ini diperparah dengan prestasi PON Jabar 2016, Sumsel harus legowo diposisi 21 dengan hanya mampu membawa pulanh 6 emas, 11 perak dan 17 perunggu. Selanjutnya mimpi manis PON Papua pun menjadi tanda tanya. #sug