Berdasarkan riset yang sudah dilakukan pada penelitian sebelumnya, kekurangan vitamin B6 merupakan hal yang lazim di beberapa wilayah atau negara, dimana singkong menjadi salah satu makanan pokok masyarakatnya. Beberapa negara di Afrika sebagai contohnya. Dampak kekurangan vitamin B6 dikaitkan dengan sejumlah penyakit sistem kardiovaskular dan saraf.
Vitamin B6 adalah campuran dari tiga molekul yang sama, yaitu pyridoxol, piridoksin, dan pyridoxamine. Keberadaan vitamin B6, lebih dari sekadar zat bagi tubuh. Vitamin B6 merupakan prekursor dari piridoksal fosfat, salah satu co-enzim yang paling penting dalam tubuh yang terlibat dalam perakitan dan modifikasi protein.
Mengkonsumsi vitamin B6 yang disertai dengan vitamin B9 dan B12 telah terbukti efektif menurunkan kadar homocystein, yakni senyawa yang meningkatkan resiko penyakit jantung.
Keberadaan Vitamin B6 ini sendiri tidak dapat diproduksi sendiri oleh tubuh. Kebutuhan akan vitamin B6 diperoleh dari asupan makanan yang dikonsumsi. Karenanya vitamin B6 biasanya disertakan dalam makanan.
Sejumlah bahan makananan dikenal dengan kandungan vitamin B6. Misalnya adalah kacang kedelai, gandum atau hati sapi. Kandungan vitamin b6 juga tinggi pada beras merah. Sejumlah bahan makanan yang dikenal baik sebagai sumber vitamin B6 antara lain adalah kacang-kacangan, alpukat serta kentang.
Kebutuhan harian orang dewasa adalah sekitar 1,5 mg untuk 2 mg. Vitamin B6 ini hampir tidak memiliki efek samping jika dikonsumsi secara benar dan dosis yang tepat. Salah satu efek yang jarang terjadi bisa diakibatkan oleh penggunaan vitamin B6 dalam jumlah tinggi secara jangka panjang berupa masalah sistem saraf seperti kebas, mati rasa kesemutan serta gangguan pada indra peraba. – nik/berbagai sumber/E-6