in

Mengenal Songket Silungkang Produksi Sawahlunto

Songket Silungkang

Oleh: Yoga Saputra, KKN PPM Universitas Andalas

Indonesia merupakan negara yang memiliki warisan alam yang melimpah serta budaya yang beraneka ragam. Di setiap kebudayaan memiliki ciri khas tertentu seperti adat istiadat, gaya hidup, serta kerajinan dari suatu daerah tersebut. Di Sumatera Barat terdapat sebuah kerajinan tangan yang sangat terkenal yaitu kain Songket Silungkang.

Secara sederhana Songket merupakan hasil kerajinan tangan yang dibuat dari benang menggunakan mesin tenun. Songket Silungkang dapat berupa atasan, bawahan serta yang paling popular adalah salempang yang dapat dipakai oleh perempuan maupun laki-laki. Kain Songket biasanya dipakai untuk menghadiri acara-acara adat, arisan, kondangan dan lain sebagainya.

Motif dari Songket Silungkang sendiri sangat bervariasi, mulai dari pucuak rabuang, rangkiang, anggur, bungo tulip, teratai, boreno, dan burung merak. Dari beberapa motif tersebut, motif rangkiang lah yang banyak diminati oleh masyarakat dikarenakan harganya yang lebih terjangkau namun motifnya tetap memukau.

Di sisi lain motif yang memiliki nilai jual tinggi adalah motif pucuak rabuang, hal tersebut dikarenakan bentuk motif  yang lumayan rumit sehingga dibutuhkan kesabaran, ketelitian dan tingkat fokus yang tinggi oleh penenun.

Untuk harga dari Songket Silungkang ini juga bervariasi tergantung dari jenis kain dan benang yang digunakan, serta motif yang diinginkan oleh pelanggan. Mulai dari salempang yang memiliki kisaran harga dari 100-200 ribu rupiah, atasan dengan harga 200-350 ribu rupiah, dan untuk bahawan dari 340-600 ribu rupiah.

Hal yang menarik dari Songket Silungkang ini adalah masyarakat yang memproduksi songket tersebut tidak hanya berasal dari silungkang, sebagian besar berasal dari masyarakat Sawahlunto. Menjadi seorang penenun songket adalah mata pencaharian rata-rata masyarakat Sawahlunto.

Tidak hanya menjadi pekerjaan utama, ada juga yang menjadikan menenun sebagai pekerjaan sampingan. Hal tersebut dikarenakan menenun adalah pekerjaan yang fleksibel, dapat dilakukan ketika senggang di rumah. Hampir semua rumah masyarakat di Sawahlunto memiliki mesin tenun tipe manual di rumah masing-masing, semua anggota keluarga berkesempatan menjadi penenun.

Meskipun rata-rata penenun didominasi oleh ibu-ibu, dari kalangan remaja baik itu perempuan maupun laki-laki hingga bapak-bapak juga memiliki keahlian menenun. Pada umumnya remaja sekolah menengah pertama sudah mulai diajarkan untuk menenun.

Untuk perawatan dari Songket Silungkang sendiri tidaklah sulit, mengenai cara menyuci kain songket cukup direndam pakai shampoo, dikarenakan shampoo memiliki tingat deterjen yang lebih rendah sehingga tidak membuat warna dari songket tersebut pudar.(***)

What do you think?

Written by Julliana Elora

Pendemo Tinggalkan Sampah di Ruas Jalan Jenderal Sudirman Depan Kantor Gubernur

Gerakkan Anak Muda Cinta Budaya Nusantara