in

Mengintip Megahnya KRI Bima Suci, Penerus KRI Dewaruci

Navigasi lebih Canggih, Tahan Berlayar Sebulan tanpa Isi BBM

Kota Padang mendapat kehormatan menjadi kota pertama di Indonesia yang disinggahi Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Bima Suci, penerus KRI Dewaruci yang sudah melegenda itu. Kemarin (8/11), Padang Ekspres berkesempatan menaiki kapal buatan Spanyol di dermaga Pelabuhan Teluk Bayur, Padang itu. Seperti apa kemewahan kapal ini? 

Ratusan pasang mata langsung terlihat takjub menyaksikan KRI Bima Suci sewaktu bersandar di dermaga Pelabuhan Teluk Bayur Padang, kemarin (8/11). Kapal ini dibuat secara khusus di galangan kapal Freire di Vigo, Spanyol.      

Sebelum sampai di Padang, KRI Bima Suci ini berlayar dari dermaga Vigo Spanyol pada 18 September 2017 lalu. Kapal ini sempat singgah di Civitavecchia (Italia), Port Said (Mesir), Jeddah (Arab Saudi) dan Colombo (Srilanka).

Seusai prosesi penyambutan, ratusan pelajar SD, SMP, SMA, masyarakat, personel TNI AL dan undangan lainnya, silih berganti menaiki kapal latih taruna-taruni TNI AL generasi kedua, pengganti KRI Dewa Ruci itu. Mereka ingin melihat keindahan konstruksi logam baja kapal itu, sekaligus mengabadikan momen langka itu dengan ber-selfie ria.

Kemegahan KRI yang dikapteni Letkol Laut (P) Widyatmoko Baruno Aji itu, semakin memikat seiring adanya hiasan berbagai bendera di tali layar yang diikatkan pada tiang-tiang kapal yang memiliki 26 layar itu.

”Kapal ini juga dilengkapi mesin dengan kecepatan gerak mencapai 12 knot. Kapal ini berbasis di Bumi Moro Surabaya,” kata  Perwira Pelaksana (Palaksa) M Sati Lubis. Tingkat endurance (ketahanan berlayar tanpa mengisi BBM) mencapai 30 hari. 

Selain difungsikan sebagai kapal latih, KRI Bima Suci juga digunakan sebagai kapal layar bagi duta bangsa, duta pariwisata, kebudayaan dan sarana informasi soal Indonesia. Kemudian, juga dijadikan alat diplomasi dalam membina hubungan persahabatan internasional.

”Remaja-remaja sekolah yang memiliki kegiatan bahari, juga boleh ikut memperkenalkan laut Indonesia ke mata dunia,” akunya.
Secara teknis, kapal dengan panjang 111,2 meter ini, memiliki tiga tiang utama. Lebarnya 13,65 meter, tinggi tiangnya 49 meter dengan draf 5,95 meter. Kapal yang dikerjakan sejak tahun 2015 hingga 2017 itu, diresmikan penggunaannya pada 12 September lalu.

KRI Bima Suci dinilai lebih canggih dan dilengkapi fasilitas lebih mumpuni ketimbang ”saudara tua”-nya, KRI Dewaruci. Memiliki layar lebih kuat, serta dilengkapi fasilitas navigasi lebih unggul dari kapal latih terdahulu, seperti radar navigasi, peta digital, wheater fax untuk memantau situasi angin dan cuaca buruk saat berlayar.

”Dengan ukuran lebih luas, KRI Bima Suci memiliki daya tampung sebanyak 203 orang. Saat berlayar dari Spanyol saja, Bima Suci total mengangkut sebanyak 119 orang. Di mana, 13 orang di antaranya Taruni dan 66 orang personel,” jelasnya.

KRI Bima Suci sendiri merupakan kapal layar latih ketiga yang mengisi sejarah kemaritiman Indonesia. Sebelumnya, TNI AL memiliki KRI Arung Samudra dan KRI Dewaruci. Dengan spesifikasi lebih canggih, keberadaan KRI Bima Suci sekaligus menandai akhir masa tugas KRI Dewaruci yang sudah menua.

KRI Dewaruci yang telah berumur 64 tahun, masih tetap difungsikan namun lebih banyak bersandar sebagai sarana objek wisata sejarah maritim Indonesia. Misi-misi KRI Dewaruci segera digantikan KRI Bima Suci dengan daya lebih besar dan lebih kuat, untuk mampu mengarungi samudera, sekaligus mengikuti iven-iven internasional.

”Sepanjang perjalanan dari Spanyol ke Indonesia, ketangguhan KRI Bima Suci ini sudah terlihat. Kapal ini mampu menaklukkan perairan laut Italia, Mesir, Arab Saudi dan Srilangka. Selama di laut, kita sempat menghadang gelombang tinggi dari 3 hingga 5 meter,” ujarnya.

Komandan Latihan Taruna Letkol Laut (P) Tony Sundah mengatakan, KRI Bima Suci ini request anak bangsa yang patut dibanggakan. Kehadirannya di Pelabuhan Teluk Bayur salah satunya sebagai ajang promosi dan sosialisasi supaya anak-anak bangsa lebih cinta tanah air dan bergabung bersama TNI.

Komandan Lantamal II Padang Laksamana Pertama TNI Agus Sulaeman menambahkan, KRI Bima Suci bersandar di Pelabuhan Teluk Bayur sampai 11 November mendatang. Selepas itu, kapal ini berlayar ke Jakarta guna mengikuti proses serah terima secara resmi sebagai kapal latih taruna/taruni AAL di Bumi Moro Surabaya. Selepas itu, KRI Bima Suci ini merapat ke Sabang, guna mengikuti Sail Sabang.

”Kita harus bangga meski hanya singgah bersandar beberapa hari di Teluk Bayur. Sebab, pelabuhan inilah yang pertama kali disinggahi kapal latih AAL ni sesampai di Indonesia. Selama KRI Bima Suci berada di sini, semua masyarakat diperkenankan melihat keindahan kapal,” terang Danlantamal.

Dijelaskan Agus, kapal tersebut merupakan sarana bagi taruna/ taruni untuk belajar soal astronomi. Sehingga, penggerak pokoknya memang layar. Ada mesinnya, namun pada saat tertentu memang hanya layar. Sekaligus melatih taruna terbiasa membawa kapal dengan angin.

Selain open ship, Taruna Akademi Angkatan Laut, juga melakukan kirab kota, Kamis (9/11), yang juga menjadi rangkaian kegiatan pengenalan KRI Bima Suci. Kirab rencananya dimulai di halaman Kantor Gubernur Sumbar, dan berakhir di Pantai Muaro Lasak. Kirab kota ini tradisi yang dilakukan taruna setiap singgah di suatu pelabuhan. Keesokan harinya, dilakukan upacara peringatan Hari Pahlawan. KRI Bima Suci ini juga digunakan dalam upacara tabur bunga di laut. (*)

LOGIN untuk mengomentari.

What do you think?

Written by Julliana Elora

Pimpinan KPK Dipolisikan

Musim Korupsi Menjelang Pilkada